WahanaNews.co | Pemerintah akan meningkatkan peran gas bumi selama masa transisi energi untuk mengimbangi permintaan energi primer seiring peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan kerja sama internasional memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan peran gas bumi dalam mendukung target netralitas karbon.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
"Investasi dalam proyek gas alam perlu ditingkatkan secara global untuk mendorong penggunaan gas alam yang lebih besar," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis (12/5/22).
Tutuka menuturkan transisi energi bersih harus dilakukan secara komprehensif dalam berbagai tahapan dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan, dan keberlanjutan untuk memastikan transisi berjalan lancar serta ketahanan energi tidak terganggu.
Indonesia pertama kali memproduksi gas bumi pada 1965. Komoditas itu terus ditingkatkan untuk berbagai keperluan di dalam negeri. Sebelumnya, gas bumi lebih banyak digunakan untuk tujuan ekspor.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Saat ini, lebih dari 60 persen produksi gas Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), porsi gas bumi ditargetkan mencapai 24 persen dalam bauran energi nasional pada 2050. Cadangan gas Indonesia menjadi salah satu faktor penentu target tersebut.
Kementerian ESDM memproyeksikan total cadangan gas sebesar 62,39 TSCF tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah pun mengundang calon investor untuk berkontribusi dalam mengembangkan cadangan.
"Pemerintah menawarkan kemudahan berusaha dan fasilitas pendukung bagi investor, mulai dari regulasi, perizinan, hingga insentif fiskal dan nonfiskal," kata Tutuka.