WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, produk-produk
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berhasil masuk ritel modern punya peluang besar untuk
menjajaki ekspor. Menurutnya, kemampuan produk UMKM untuk bersaing dengan produk-produk lain
dapat terlihat salah satunya dari keberhasilan menembus ritel modern.
Pola kemitraan UMKM dengan
ritel modern adalah dorongan penting agar para pelaku UMKM mampu meningkatkan kualitas produk dan daya saing, termasuk untuk tujuan ekspor.
Baca Juga:
Kisah di Balik Rompi Sang Menteri di Panggung JMFW 2026: Semangat Kolaborasi, Kepedulian Lingkungan, dan Penggerak Ekonomi
Hal tersebut disampaikan Mendag Busan saat menjadi narasumber dalam sesi diskusi panel pada Puncak
Perayaan Hari Ritel Nasional 2025 bertajuk “Kebangkitan Ritel: Bertumbuh Bersama UMKM, Bergerak
ke Pasar Global” hari ini, Selasa, (11/11) di Balai Sudirman, Jakarta.
“Kami ingin UMKM naik kelas dan bisa masuk ke pasar global. Ketika sebuah produk UMKM diterima di ritel modern, artinya produk ini sudah memiliki standar ekspor. Kami ingin usaha menengah ke bawah juga dapat menikmati ekspor, maka UMKM dan ritel modern kami ajak jalan bersama untuk mengisi pasar dalam negeri sekaligus go global,” kata Mendag.
Selain menjadi indikator kesiapan ekspor, keberhasilan UMKM memasuki ritel modern juga
berkontribusi meningkatkan konsumsi produk lokal yang pada akhirnya akan membendung konsumsi produk-produk asing. Untuk menjadikan produk UMKM diminati konsumen di negeri sendiri, kuncinya ada pada kualitas produk UMKM itu sendiri.
Baca Juga:
Kunjungan Hari Pertama JMFW 2026, Mendag Busan Optimistis dengan Kekuatan Produk Lokal
“Kami ingin pengusaha besar, menengah, maupun kecil menikmati kue pembangunan bersama-sama.
Hal ini sudah mulai berjalan dan terlihat dari banyaknya produk UMKM yang masuk ke ritel modern. Produk UMKM yang sudah masuk ke ritel juga menjadi salah satu cara membendung produk asing, tetapi syaratnya adalah produk UMKM harus berkualitas agar mampu bersaing,” ujar Mendag.
Sementara itu, terkait rantai pasok domestik, Mendag Busan berharap investasi di bidang logistik dan distribusi terbangun merata di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur untuk memperkecil disparitas harga antarwilayah. Oleh karena itu, pemerintah telah menggagas Program Gerai Maritim dan mendorong inisiatif perdagangan antarpulau.
Mendag Busan pun melihat ritel modern sebagai bagian dari rantai pasok distribusi. Keberadaan ritel modern yang bersinergi dengan UMKM turut menjembatani rantai pasok domestik di berbagai wilayah dengan menyerap produk-produk lokal dan mendistribusikannya.
“Ritel modern yang tumbuh dan bersinergi dengan UMKM menjadi salah satu jembatan agar produk-
produk dalam negeri dan UMKM terdistribusi secara nasional. Hal yang penting adalah ketika ritel modern berkembang, UMKM juga harus diperhatikan,” kata Mendag Busan.
[Redaktur: Alpredo]