Menurut Djatmiko, posisi IPC menjadi kian strategis dalam perdagangan lada. IPC dituntut berperan lebih aktif
sebagai fasilitator dialog perdagangan, memberikan informasi strategis bagi pelaku industri, dan menjadi platform
untuk memperkuat ketahanan perdagangan regional.
Sementara itu, Djatmiko mengapresiasi pengabdian Direktur Eksekutif IPC Periode 2021—2025, yaitu Firna Azura Ekaputri Haji Marzuki dari Malaysia, dan menyambut Direktur Eksekutif IPC Periode 2025—2028, yaitu Marina Novira Anggraini dari Indonesia.
Baca Juga:
Ajang Penguatan Ekspor Nonmigas Indonesia, Kemendag Buka Pendaftaran Primaniyarta 2025
“Kami harap, kepemimpinan baru ini akan semakin membawa semangat inovasi dan diversifikasi pasar untuk memperluas jangkauan lada di pasar dunia,” ujar Djatmiko.
Pada 2024, Indonesia tercatat sebagai negara produsen lada ketiga terbesar di dunia dengan luas lahan mencapai
163 ribu hektare. Nilai ekspor lada Indonesia pada 2024 mencapai lebih dari USD 311 juta dengan volume ekspor yang naik 105,80 persen dibanding 2023.
Meski mencatatkan kinerja positif, industri lada nasional menghadapi sejumlah tantangan seperti penurunan produktivitas akibat pohon tua, serangan penyakit tanaman, dan terbatasnya fasilitas pengolahan.
Baca Juga:
KPPI Hentikan Penyelidikan Safeguard Measure Impor Kain Tenunan dari Benang Filamen Artifisial
[Redaktur: Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.