WahanaNews.co | GMR Airports Consortium ditetapkan sebagai pemenang tender pengelolaan dan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu, Medan.
Perusahaan tersebut akan menjadi mitra strategis PT Angkasa Pura II dalam mengembangkan Bandara Kualanamu selama 25 tahun ke depan.
Baca Juga:
Pelepasan Jemaah Calon Haji Kabupaten Paluta: Pengunjung Asrama Haji Embarkasi Medan Menuju Bandara Kualanamu
Penetapan pemenang tender ini juga melalui proses evaluasi oleh tim juri yang berasal dari pakar industri penerbangan, praktisi, akademisi, dan AP II, serta didampingi oleh notaris dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Pengelolaan dan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu dilakukan dengan skema kemitraan strategis berjangka waktu 25 tahun dengan nilai kerja sama sekitar US$ 6 miliar termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya Rp 15 triliun.
GMR Airports Consortium dimiliki oleh GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis.
Baca Juga:
Modus 2 Pegawai Lion Air Selundupkan Narkoba Diungkap Bareskrim
Mereka merupakan jaringan operator bandara yang melayani penumpang terbanyak di dunia.
GMR Airport mengelola sejumlah bandara di India seperti Indira Gandhi International, Bandara Hyderabad International, dan Bandara Bidar.
Mereka juga mengelola Bandara Mactan Cebu International di Filipina serta tengah mengembangkan Bandara Goa International di India, Bandara Visakhapatnam International Airport di India, dan Bandara Crete International di Yunani.
AP II dan GMR Airports Consortium akan menjadi pemegang saham di joint venture company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi, yang menjadi pengelola Bandara Internasional Kualanamu.
AP II menguasai mayoritas 51% saham di PT Angkasa Pura Aviasi sementara GMR Airports Consortium sebesar 49%.
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan bahwa kemitraan strategis antara AP II dan mitra global akan mempercepat pengembangan dan peningkatan daya saing Bandara Internasional Kualanamu di ASEAN.
Rencana itu sejalan dengan tujuan Bandara Internasional Kualanamu menjadi hub internasional.
“Kemitraan strategis antara AP II dan mitra global dapat memperkuat struktur permodalan serta memperkuat penerapan best practice global dalam pengelolaan dan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu," tutur Kartika, akrab disapa Tiko, dalam siaran pers, Selasa (23/11/2021).
Tiko menambahkan, aset yang ada saat ini, serta hasil pengembangan aset ke depannya atas kerjasama ini akan sepenuhnya dimiliki 100% oleh AP II.
“Keberhasilan dalam kerjasama ini menjadi signaling positif untuk iklim investasi indonesia khususnya pada sektor transportasi udara,” tambah Tiko.
Wakil Direktur Utama Holding InJourney, Edwin Hidayat, mengatakan, model kemitraan strategis ini merupakan salah satu strategi yang tepat untuk mendorong pelayanan di bidang transportasi udara yang juga akan berdampak pada daya saing pariwisata.
Dia berharap, kerjasama seperti AP II dan GMR bisa mendorong Holding InJourney lainnya untuk melakukan optimalisasi aset melalui kerja sama kemitraan strategis.
"Sehingga pengembangan usaha dapat dilakukan bersama dengan investor, serta juga dapat berpenetrasi ke negara lain sebagai mitra global dari pelaku usaha di negara tersebut,” ujar Edwin Hidayat.
Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, mengatakan, perseroan menetapkan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi mitra strategis di Bandara Internasional Kualanamu.
Menurutnya, pengembangan di Bandara Internasional Kualanamu difokuskan memperkuat konektivitas internasional.
“Kami memiliki kriteria yang harus dipenuhi mitra strategis, antara lain memiliki pengalaman dan jaringan baik airport maupun maskapai," tutur Muhammad Awaluddin.
Kemitraan strategis tersebut diharapkan akan membuat Bandara Internasional Kualanamu menjadi bagian jaringan internasional dan bersinergi dalam pengembangan rute maupun layanan baik kepada maskapai, penumpang maupun kargo.
Muhammad Awaludin menambahkan, GMR juga sudah menyampaikan rencananya untuk mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu.
Di antaranya adalah menargetkan penumpang hingga 54 juta orang pada tahun ke-25 kemitraan atau setara Bandara Soekarno-Hatta saat ini.
Chairman of GMR Group’s energy and international airport vertical, Srinivas Bommidala, mengatakan, kerja sama dengan AP II menandai masuknya GMR Airports di pasar aviasi Indonesia yang tumbuh cepat --terbesar di ASEAN dan memiliki potensial tinggi.
"Kami berkomitmen untuk mentransformasikan bandara menjadi internasional hub di wilayah Barat Indonesia. Kemenangan dari penawaran ini juga memperkuat GMR Group’s sebagai salah satu pengembang dan pengelola bandara terbesar di dunia,” tutur Srinivas Bommidala.
Berdasarkan keterangan AP II, Bandara Kualanamui adalah bandara terbesar ketiga di Indonesia setelah Soekarno-Hatta Jakarta dan Kertajati di Majalengka Jawa Barat.
Lokasi bandara ini merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Beringin, Deli Serdang, Sumatra Utara.
Pembangunan bandara ini menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun.
Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya.
Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun 1992 tetapi terus terhambat karena persoalan lahan.
Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 Juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.[dhn]