WahanaNews.co | Belum lama ini dua perusahaan startup Tanah Air PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dan Zenius Education mengumumkan PHK terhadap ratusan karyawan.
Sebelumnya beberapa startup lainnya seperti Fabello, TaniHub, dan UangTeman melanjutkan tren PHK tersebut.
Baca Juga:
Ajak 15 Startup ke Singapura, Menkop UKM Sebut Startup Lokal Siap Go Global
Analis dan praktisi hukum restrukturisasi utang dari Kantor Frans & Setiawan Hendra Setiawan Boen memberikan analisanya mengenai penyebab rontoknya startup di Indonesia.
Menurutnya, PHK yang terjadi di sejumlah startup Tanah Air karena tidak fokus dalam bisnis, kehabisan dana, dan tidak memiliki strategi yang baik untuk berkembang di pasar.
Masalah utama startup yakni dana operasional mereka sepenuhnya bergantung pada pendanaan pihak luar melalui fundraising, private placement sampai pinjaman.
Baca Juga:
Inovasi Tanpa Batas: Kiprah Feby M Faisal di Dunia Startup
“Memang dana dari investor sangat berguna bila ingin ekspansi tapi tentu tidak bisa terus-terusan mengandalkan pihak luar. Startup ini harus bisa menghitung kapan perusahaan bisa mandiri, break-even point, mengembalikan dana pinjaman dari investor dan mulai meraup keuntungan,” ungkap Hendra dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat (27/5/2022).
“Bagi saya praktik seperti ini tidak masuk akal dan tidak sustainable. Kalau tiba-tiba investor startup kehabisan uang, apakah si startup masih bisa beroperasi atau malah kasak-kusuk mencari investor lain untuk suntikan modal?,” tambahnya.
Hendra juga memberikan saran agar startup Indonesia tidak perlu terlalu terburu-buru untuk booming. Lebih baik tumbuh secara organik.[rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.