WahanaNews.co | Indonesia dan Korea Selatan telah menjalin hubungan diplomatik yang erat selama 50 tahun. Kedua negara aktif menjalin kerja sama bilateral, mulai dari sektor industri, bidang politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi, ketenagakerjaan, hingga militer dan pertahanan.
Bersama-sama dalam upaya menghadapi era transfromasi digital, Indonesia dan Korea Selatan sepakat berkolaborasi untuk meningkatkan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, khususnya di bidang industri 4.0. Contoh yang terealisasi adala kerja sama antara Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) Kementerian Perindustrian dengan Born2Global Center, yang merupakan agensi di bawah Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan (MSIT) Korea Selatan.
Baca Juga:
Bebas Tuduhan BMAD dan CVD ke AS, Ekspor Aluminium Ekstrusi Indonesia Berpeluang Kembali Melonjak
“Startup dengan deep technology adalah target utama pengembangan dalam MoU ini, baik melalui joint venture maupun program kerja sama lainnya. Kami bahagia karena dengan semangat kolaborasi ini, baik PIDI 4.0 dan Born2global juga bersedia untuk menyediakan fasilitas bagi startup kedua negara,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan dalam sambutannya pada penandatanganan MoU kerja sama tersebut di Jakarta, Selasa (6/6).
Kepala BPSDMI menjelaskan, kerja sama ini juga mencakup penyelenggaraan acara dari kedua negara dengan tujuan peningkatan investasi, perluasan pasar, dan kolaborasi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Misalnya, knowledge sharing yang berfokus pada teknologi digital, ekosistem teknologi, ekuitas swasta, investasi modal ventura dan program yang dijalankan kedua pihak. “Knowledge sharing tersebut di antaranya diadakan dalam bentuk workshop, webinar, hingga business matching,” ujarnya.
Baca Juga:
Tingkatkan Kualitas dan Keterserapan Garam Rakyat, Kemenperin Kembali Fasilitasi MoU Petambak Garam-Industri
Menurut Masrokhan, PIDI 4.0 Kemenperin mempunyai visi sebagai “one stop solution” adopsi teknologi 4.0 bagi industri dan jendela bagi dunia. PIDI 4.0 mempunyai lima fungsi utama, yakni showcase center, capability center, Industry 4.0 ecosystem, delivery center serta engineering dan AI center.
“Fungsi ini mendukung industri manufaktur di Indonesia, dan tentunya melibatkan startup deep technology dalam implementasinya,” imbuhnya.
Born2Global Center didirikan dengan tujuan untuk mempercepat perusahaan rintisan teknologi (startup) yang akan menjadi inovator global. Dengan berbagai programnya yang telah dimulai sejak tahun 2013, Born2Global telah mendukung pengembangan 2.962 startup untuk memasuki pasar global.
Sementara itu, NRC (National Research Council) Korea Selatan dan Kemenperin RI telah bekerjasama sejak 2018 lalu melalui MoU Aktivitas Kerjasama terkait Industri 4.0. Untuk melaksanakan kegiatan kerja sama tersebut, selanjutnya dibentuk subkomite bersama untuk implementasi aktivitas kerjasama terkait Industri 4.0. Salah satu lembaga di bawah koordinasi NRC yang terlibat pada kerja sama ini adalah Science and Technology Policy Institute (STEPI) Korea Selatan.
“Selama dua tahun ini, STEPI telah bekerjasama dengan Kemenperin untuk pengembangan PIDI 4.0. Setelah melakukan kajian pada tahun lalu, tahun ini adalah tindak lanjut dari hasil kajian tersebut. STEPI menghubungkan pada institusi lainnya, salah satunya adalah Born2Global,” papar Masrokhan.
CEO Born2Global Jongkap Kim mengapresiasi kerja sama yang telah dijalankan. "Perkembangan industri dan startup di Indonesia luar biasa. Indonesia berpotensi menjadi world top high-gross country berikutnya. Kami tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bekerja sama," ujarnya.
Kim melanjutkan, Born2Global akan terus melanjutkan program-programnya ke berbagai negara. “Ke depannya, Born2Global akan memiliki special project terkait emisi nol karbon, community factory, dan hal lainnya," tandasnya. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Rabu (7/6). [jp/jup]