WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemulihan sistem kelistrikan di wilayah Aceh terus dikebut PT PLN (Persero) meski kondisi lapangan pascabencana masih berubah-ubah dan penuh tantangan.
Berbagai langkah strategis dilakukan agar pasokan listrik dapat kembali dinikmati masyarakat secara bertahap dan aman.
Baca Juga:
Jelang Libur Nataru, PLN Pastikan Infrastruktur EV Andal Melalui PLN Mobile EVenture 2025
Salah satu terobosan yang dilakukan PLN adalah inovasi pemulihan jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan–Langsa dengan memodifikasi alat berat berupa crane untuk difungsikan sebagai tower darurat.
Inovasi teknis tersebut memungkinkan jalur interkoneksi sistem kelistrikan Sumatra–Aceh kembali tersambung dalam waktu relatif cepat.
Dengan berhasilnya penyambungan ini, aliran listrik mulai dipulihkan secara bertahap ke wilayah-wilayah terdampak di Aceh, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keandalan sistem.
Baca Juga:
Listrik Banda Aceh Normal Kembali, PLN Siaga 24 Jam Amankan Pasokan
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa keputusan penggunaan crane sebagai tower darurat diambil setelah mempertimbangkan kondisi lapangan di salah satu titik transmisi di Kabupaten Aceh Tamiang yang belum memungkinkan untuk pembangunan tower darurat secara konvensional dalam waktu singkat.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (tengah), Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Edwin Nugraha Putra (kanan) dan Direktur Teknologi, Engineering dan Keberlanjutan PLN, E. Haryadi (kiri) ketika memastikan langsung proses pemasangan kabel pada crane yang dimodifikasi menjadi tower darurat aman untuk memulihkan interkoneksi listrik Sumatra-Aceh pascabencana di Aceh Tamiang.
“Di lapangan, kami menghadapi endapan lumpur, material sisa banjir, serta akses kerja yang terbatas. Kondisi ini membuat pembangunan fondasi tower darurat akan membutuhkan waktu lebih lama, sehingga kami memilih solusi yang tetap aman agar pemulihan dapat terus berjalan,” ujar Darmawan.
Dengan kembali terhubungnya sistem interkoneksi Sumatra–Aceh melalui inovasi tersebut, PLN kini menyalurkan pasokan listrik ke jaringan distribusi di seluruh wilayah Aceh secara bertahap.
Proses penyaluran dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mengingat masih terdapat sejumlah lokasi yang terdampak genangan air maupun lumpur akibat bencana.
Langkah PLN untuk memodifikasi crane menjadi tower dsrurat ditempuh karena kondisi lapangan di salah satu titik transmisi di Aceh Tamiang yang belum mendukung untuk pembangunan tower darurat dalam waktu yang singkat. Seluruh tahapan pekerjaan dilakukan melalui pengujian teknis dan pengawasan berlapis untuk memastikan keselamatan sistem serta lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan.
"Pada proses ini, kami lakukan secara bertahap dan hati-hati untuk menjaga keselamatan masyarakat, khususnya di wilayah yang masih terdampak genangan air atau lumpur," tutup Darmawan.
Sementara itu, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Edwin Putra Nugraha, menjelaskan bahwa pemanfaatan crane sebagai tower darurat merupakan solusi teknis sementara agar jalur transmisi dapat segera difungsikan kembali tanpa harus menunggu pemulihan kondisi tanah dan akses kerja sepenuhnya.
Seluruh tahapan pekerjaan, lanjut Edwin, dilaksanakan melalui serangkaian pengujian teknis serta pengawasan berlapis guna memastikan keamanan sistem kelistrikan, keselamatan petugas di lapangan, serta lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan.
Foto udara alat berat atau crane yang PLN modifikasi menjadi tower darurat yang aman untuk mengganti salah satu tower terdampak parah oleh bencana di jalur transmisi 150 kV Pangkalan Brandan - Langsa, Aceh Tamiang.
“Setiap langkah percepatan yang kami lakukan harus tetap mengutamakan keandalan sistem dan keselamatan seluruh pihak. Karena itu, tiap keputusan teknis diambil secara cepat dan berdasarkan pengujian di lapangan,” jelas Edwin.
Edwin menegaskan bahwa penggunaan crane sebagai tower darurat hanya bersifat sementara.
Setelah kondisi tanah dan akses kerja membaik, PLN akan melanjutkan pembangunan tower transmisi permanen sesuai standar ketenagalistrikan nasional agar keandalan pasokan listrik dapat terjaga dalam jangka panjang.
“Kami akan terus berupaya maksimal di lapangan hingga pemulihan kelistrikan Aceh benar-benar tuntas dan pasokan listrik bagi seluruh masyarakat kembali andal,” tambah Edwin (Seremoadver).
[Redaktur: Ajat Sudrajat]