Beberapa di antaranya seperti di Sistem Sulawesi Bagian Utara ditopang Solar PV Plant di Sumalata dengan kapasitas 2 MW, Solar PV Plant Isimu 10 MW, Solar PV Plant Likupang 15 MW, serta PLTP Lahendong sebesar 120 MW.
Untuk di Sidrap, PLN mengandalkan PLTB dengan kapasitas 77 MW. Sedangkan di selatan Sulawesi, ada PLTB Jeneponto dengan kapasitas 66 MW. Di sisi lain, wilayah Sulawesi Tenggara dan Selatan ditopang oleh pembangkit EBT, HPP Poso Peaker 515 MW, HPP Bakaru 126 MW, HPP Bili Bili 19,5 MW.
Baca Juga:
PLN Mendapat Apresiasi atas Respons Cepat Pulihkan Kelistrikan di Layanan Publik Bali
Darmawan menyebutkan pengoperasian pembangkit listrik berbasis EBT tersebut akan terus bertambah, dengan diresmikannya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso dan PLTA Malea.
Dua PLTA tersebut dapat meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit EBT di sistem kelistrikan Sulawesi mencapai 1,05 Giga Watt (GW) atau mencapai 33 persen dari bauran energi Sulawesi.
Dengan demikian, pembangkit EBT di Sulawesi didominasi oleh PLTA sebesar 778,16 MW. Selain itu, ada PLTS dengan total kapasitas terpasang 27,62 MW, PLTB dengan kapasitas terpasang 130 MW dan PLTP dengan kapasitas 114,80 MW.
Baca Juga:
Gubernur Bali Apresiasi Gerak Cepat PLN Atasi Gangguan Kelistrikan
Lebih lanjut, Darmawan menyampaikan langkah ini juga sejalan dengan pembuktian pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan G20. Dalam hal ini, Indonesia berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon dunia melalui agresif dalam membangun pembangkit listrik berbasis energi bersih.
"PLTA Poso dan PLTA Malea jadi bukti kontribusi aktif PLN dalam mencapai target bauran energi nasional dan target NDC dunia," katanya..
Namun, dalam mengakselerasi pembangunan EBT, Darmawan mengatakan perlu dilakukan kolaborasi dan sinergi baik bersama BUMN maupun swasta dalam mewujudkan NDC.