WahanaNews.co | Saat ini beban puncak listrik PLN berada di Jawa Madura Bali tembus19 gigawatt (GW).
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memastikan pasokan energi primer untuk pembangkit listrik tetap berlangsung aman.
Langkah tersebut untuk menjaga pasokan listrik selama libur Lebaran ataupun arus balik.
Baca Juga:
Momen Idul Adha 1445 Hijriah, PLN Tetapkan Masa Siaga Jaga Keandalan Listrik
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, saat momen mudik Lebaran tahun ini konsumsi listrik mengalami penurunan, khususnya di kota besar, seperti Jabodetabek, Jawa Barat, dan Surabaya. Hal ini disebabkan industri dan sektor bisnis mengalami penurunan konsumsi.
"Penurunan beban yang drastis ada di Jabodetabek, Banten, Jawa bagian barat dan timur, tapi memang ada konsumen rumah tangga terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali," kata Darmawan, Kamis (5/5).
Darmawan menjelaskan, saat ini beban puncak di Jawa Madura Bali mencapai 19 gigawatt (GW). Sebelumnya, beban puncak ada di angka 28 GW. Namun, kata Darmawan saat arus balik, maka beban puncak kelistrikan akan kembali merangkak naik.
Baca Juga:
Ledakan Suara PSI di Sirekap, Anies Minta Pemerintah Tanggung Jawab
"Kami mengerahkan pasukan kami untuk siap menghadapi lonjakan beban yang akan kembali normal. Bisa kembali lagi ke 28-29 GW. Kami juga siap," ujar Darmawan.
Tak hanya di Jawa Madura Bali, Darmawan menyebutkan, di wilayah Sumatra dan Kalimantan juga mengalami anomali, seperti penurunan konsumsi listrik di Sumatra Utara. Namun, saat momen Lebaran justru konsumsi listrik sektor rumah tangga di Sumatra Selatan, beberapa wilayah di Kalimantan mengalami kenaikan.
PLN menyiapkan skenario memastikan pasokan energi primer ke pembangkit aman untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi listrik saat arus balik Lebaran.
“Delivery LNG ke FSRU, juga aman. Gas pipa juga tepat waktu, BBM juga aman. Kami menyatakan di sini, kondisi pasokan energi primer, baik itu batu bara, gas LNG, gas pipa, ataupun BBM dalam kondisi aman," kata Darmawan.
Direktur Energi Primer PLN Hartanto Wibowo menyampaikan, langkah yang diambil oleh PLN untuk memastikan pasokan listrik aman ini adalah dengan memonitor pasokan.
Dari sisi pasokan batu bara, kata Hartanto stok batu bara di stok pile pembangkit PLN berada di atas Hari Operasi (HOP) 15 hari. Hartanto juga melakukan pengawasan dan pengawalan untuk pasokan di pembangkit yang dioperasikan oleh pengembang listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP).
"Kami melakukan upaya terbaik, kolaborasi dengan dirjen minerba dan insan, stakeholder dan terutama pengusaha batu bara. Agar security pasokan batu bara terjaga," ujar Hartanto.
Sedangkan, untuk pasokan gas, kata Hartanto, PLN memastikan ketibaan kargo LNG bisa sampai ke PLTGU yang menjadi backbone kelistrikan datang tepat waktu. Hartanto mengatakan, pada Selasa (3/5) sudah ada 1 kargo LNG yang tiba di FSRU Bali untuk kebutuhan PLTGU di Bali dan Jawa Timur.
Sedangkan, pada Kamis (6/5), 1 kargo LNG akan tiba di FSRU Lampung untuk didistribusikan wilayah Sumatra Selatan. "Sedangkan, untuk Arun dan Jabar masing-masing akan tiba 1 kargo pada 16 Mei mendatang," kata Hartanto menambahkan.
PLN menjamin keandalan listrik selama arus balik Lebaran dengan memastikan ketersediaan batu bara, gas, dan bahan bakar minyak dalam kondisi cukup. Hartanto mengatakan, seluruh energi primer cukup untuk menghadirkan pasokan listrik selama libur Idul Fitri. Hari operasi untuk energi primer, khususnya batu bara berada di atas 15 hari.
PLN menyiapkan 2.982 posko pengamanan pelayanan listrik dengan kekuatan 50.268 personel, 147 posko mudik, 6.142 kendaraan, dan 2.550 peralatan pendukung siaga di seluruh unit untuk mengatasi puncak arus balik.
Dari sisi layanan, PLN juga telah melakukan transformasi dengan menghadirkan aplikasi PLN Mobile, Yantek Mobile, dan Virtual Command Center (VCC) guna mendukung kinerja layanan pelanggan.
Sistem kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali tercatat memiliki daya mampu sebesar 31.702 megawatt (MW) dengan beban puncak mencapai 18.518 MW. Kemudian, sistem kelistrikan Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara memiliki daya mampu sebesar 4.724 megawatt dengan beban puncak mencapai 3.060 MW.
Selanjutnya, sistem kelistrikan Sumatra memiliki daya mampu mencapai 7.182 MW dengan beban puncak 5.333 MW dan sistem kelistrikan Kalimantan punya daya mampu 2.464 MW dengan beban puncak 1.440 MW. [qnt]