WAHANANEWS.CO, Jakarta - Selama bertahun-tahun, malam di pelosok Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, hanya diterangi cahaya redup dari lampu minyak.
Anak-anak belajar sambil menahan perih di mata, ibu-ibu memasak dengan kayu bakar, dan pedagang kecil harus menempuh perjalanan jauh demi mendapatkan es batu.
Baca Juga:
Disaksikan Prabowo dan Lula da Silva, PLN Gandeng Investor Brasil Bangun PLTA Nasional
Dengan rasio desa berlistrik hanya 40 persen, Murung Raya dulu dikenal sebagai daerah dengan tingkat elektrifikasi terendah se-Kalimantan Tengah. Kini, semua itu tinggal kenangan.
Ribuan warga di 22 desa akhirnya bisa menikmati listrik dari PLN yang menyala 24 jam penuh.
Melalui Program Listrik Desa (Lisdes), negara benar-benar hadir membawa terang dan harapan bagi masyarakat yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Baca Juga:
PLN dan BKPM Perkuat Sinergi Dorong Investasi Nasional Lewat Solusi Kelistrikan Terpadu
Prosesi penyalaan listrik pertama berlangsung di Desa Hingan Tokung, pada 10 September 2025.
Ketika lampu-lampu menyala untuk pertama kalinya, sorak gembira warga membahana di seluruh kampung.
Dalam suasana penuh haru, Bupati Murung Raya Heriyus Midel Yoseph secara simbolis meresmikan penyalaan listrik perdana tersebut.
Suasana upacara adat pembuka oleh Bupati Murung Raya, Heriyus Midel Yoseph saat peresmian listrik desa Hingan Tokung dan 21 Desa lainnya di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Murung Raya, saya mengucapkan terima kasih kepada PLN UID Kalselteng atas terealisasinya penyambungan listrik desa ini. Ini adalah mimpi panjang masyarakat yang akhirnya terwujud,” ujar Heriyus.
Ia menegaskan bahwa kehadiran listrik tidak hanya menerangi malam, tetapi juga membuka jalan menuju kemajuan desa.
“Dengan adanya listrik, aktivitas warga akan lebih mudah, anak-anak bisa belajar lebih nyaman, usaha kecil dapat berkembang, dan kualitas pendidikan meningkat. Inilah momentum yang harus kita manfaatkan bersama,” tambahnya.
Listrik Bawa Perubahan Nyata di Rumah dan Sekolah
Manfaat kehadiran listrik langsung terasa dalam kehidupan sehari-hari warga. Yensi, seorang ibu rumah tangga, mengenang masa-masa sulit sebelum listrik masuk ke desanya.
“Sebelum ada listrik itu, kita pakai lampu tembok dari minyak solar. Masak pakai kayu bakar, anak-anak susah belajar karena lampu tembok itu redup sekali,” kenangnya.
Bupati Murung Raya, Heriyus Midel Yoseph didampingi Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kuala Kapuas, Saifudin (kanan) berbincang dengan salah satu warga penerima program listrik desa di desa Hingan Tokung, Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Maria (tengah).
Kini, hidupnya terasa jauh lebih mudah. Ia tak perlu lagi menyalakan api kayu bakar yang berasap, dan anak-anaknya dapat belajar dengan cahaya yang terang.
Kisah serupa dirasakan Cikmet Dopensi, pedagang kecil yang kini bisa menyimpan ikan dan membuat es sendiri di warungnya.
“Dulu kalau mau jualan es atau simpan ikan, harus ambil es dari bawah, perjalanannya sampai satu jam dari sini. Sekarang sudah ada listrik jadi kita bisa colokin kulkas sendiri, usaha lebih lancar. Otomatis kita gak perlu lagi ambil es dari bawah itu,” ujarnya dengan wajah sumringah.
Perubahan juga terasa di sektor pendidikan. Baco, Kepala SDN Hingan Tokung, menyebut sekolah yang dulu gelap kini benar-benar hidup.
“Dengan adanya listrik, kami bangga, rasanya berbahagia sekali, anak-anak sekolah pun senang. Mudah-mudahan dengan adanya listrik ini, kami juga akan dapat sinyal internet, biar SD kami bisa mandiri,” katanya sambil tersenyum.
Bagi Baco, listrik bukan hanya soal penerangan, tetapi juga membuka pintu kemajuan bagi para siswa untuk menatap masa depan dengan percaya diri.
PLN: Menerangi Negeri, Membangun Keadilan Energi
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan, elektrifikasi di pelosok seperti Murung Raya merupakan bagian dari misi strategis PLN untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan di seluruh Indonesia.
“Sebagai badan usaha milik negara yang diamanahi menyediakan energi listrik, PLN memastikan setiap rupiah penugasan negara akan menjadi cahaya dan kesejahteraan bagi rakyat. Elektrifikasi sampai ke pelosok negeri adalah tonggak strategis dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegas Darmawan.
Sementara itu, General Manager PLN UID Kalselteng Iwan Soelistijono menambahkan bahwa Program Lisdes tidak hanya menghadirkan listrik, tetapi juga mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dari berbagai sisi ekonomi, pendidikan, dan sosial.
“Semoga listrik ini menjadi penggerak usaha, menunjang pendidikan, dan mendukung aktivitas harian masyarakat. Infrastruktur ini adalah aset bersama, mari kita rawat agar manfaatnya berkelanjutan,” ujarnya.
Perjuangan di Lapangan dan Capaian Nyata
Untuk mewujudkan program ini, PLN membangun jaringan listrik sepanjang 164,6 kilometer sirkuit (kms) yang kini dinikmati sedikitnya 2.183 rumah warga.
Prosesnya tidak mudah. Petugas PLN harus berjibaku melewati jalan berlumpur, menyeberangi sungai, dan menempuh jalur yang hanya bisa dilalui sepeda motor sambil membawa tiang serta trafo berat.
Petugas PLN melakukan pemasangan jaringan listrik tegangan rendah di Desa Hingan Tokung, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Selatan.
“Ada beberapa desa yang aksesnya hanya jalan kecil, sulit untuk mengangkut tiang dan trafo yang berat. Tapi kami berharap sebelum 2030, seluruh desa maupun kelurahan di Kabupaten Murung Raya sudah berlistrik PLN,” jelas Iwan.
Kerja keras itu kini berbuah manis. Dalam dua tahun terakhir, rasio desa berlistrik di Murung Raya meningkat dari 40 persen menjadi lebih dari 65 persen, dan angka ini masih terus bertambah seiring percepatan pembangunan jaringan listrik.
Dari lampu minyak menuju cahaya listrik, dari gelap menuju terang Murung Raya kini menatap masa depan dengan optimisme baru.
Cahaya PLN tak hanya menerangi malam, tetapi juga membuka jalan menuju kehidupan yang lebih sejahtera (Seremoadver).
[Redaktur: Ajat Sudrajat]