WahanaNews.co, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) meminta suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp13,86 triliun untuk tahun anggaran 2025, yang akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan dalam pembangunan jalan tol Trans Sumatera.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (8/7/2024), Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto memaparkan PMN sebesar Rp13,86 triliun itu akan digunakan untuk pembangunan ruas Jambi-Rengat sebesar Rp7,6 triliun, ruas Rengat-Junction Pekanbaru Rp5,8 triliun, dan perencanaan teknis jalan tol Trans Sumatera Tahap III Rp400 miliar.
Baca Juga:
Catat! Ini Tarif Tol Lima Puluh-Junction Indrapura
“Manfaat dari PMN ini adalah untuk meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatera sehingga mampu menurunkan waktu tempuh dan biaya transportasi,” ujar Budi.
Hutama Karya telah menerima PMN dari 2015–2024 sebesar Rp131,1 triliun, yang seluruhnya digunakan untuk jalan tol Trans Sumatera. Per Juni 2024, dana PMN tersebut telah terserap Rp92,4 triliun. Jalan tol Trans Sumatera saat ini telah beroperasi sepanjang 800 km.
Pelaksanaan pembangunan jalan tol Trans Sumatera sepanjang 2.854 km dibagi menjadi empat tahap. Saat ini, 9 ruas tol di Tahap I telah beroperasi penuh dan sisanya masih dalam tahap konstruksi.
Baca Juga:
Korupsi Pembangunan Gedung IPDN, Eks Pejabat Kemendagri Dituntut 5 Tahun Penjara
Sembilan ruas yang telah beroperasi penuh adalah Medan-Binjai, Kisaran-Indrapura, Pekanbaru-Dumai, Pekanbaru-Koto Kampar, Palembang-Indralaya, Taba Penanjung-Bengkulu, Terbanggi Besar-Kayu Agung, Sp Indralaya-Muara Enim, dan Bakauheni-Terbanggi Besar.
Sementara itu, jalan tol Trans Sumatera Tahap I yang baru beroperasi sebagian, di antaranya Sigli-Banda Aceh, Binjai-Pangkalan Brandan, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Pematang Siantar, dan Sicincin-Padang.
Budi mengatakan jalan tol Trans Sumatera akan semakin panjang, dan rencananya akan ada penambahan 166 km ruas tol pada Oktober 2024 nanti sehingga total panjangnya menjadi 966 km. Ruas Tahap I ditargetkan selesai pada 2024.
“Penambahan PMN kepada PT Hutama Karya diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan PDRB dan meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatera, serta memberikan kontribusi penerimaan kepada negara,” katanya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]