WahanaNews.co, Jakarta - PT Timah Tbk Berbicara Mengenai Kasus Korupsi Tata Niaga Timah di Wilayah IUP Tahun 2015-2022 yang Melibatkan Helena Lim (HLN) dari Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Suaminya, Harvey Moeis (HM), Pasangan 'Crazy Rich' Sandra Dewi.
Menurut mereka, berbagai kabar yang beredar menjadi pil pahit untuk menciptakan tata kelola industri timah yang positif.
Baca Juga:
Beberapa Aset Milik Hendry Lie Tersangka Kasus PT Timah Sudah Disita Kejagung
"Pil Pahit bagi Timah memang seolah-olah pemberitaannya negatif tapi potensi ke depan sangat positif. Baru kali ini terjadi upaya yang sistematis untuk memperbaiki," ungkap Corporate Secretary PT Timah Tbk, Abdullah Umar, dalam agenda Media Gathering PT Timah Tbk di Tamnak Thai Restaurant, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2024).
PT Timah menyerahkan semua persoalan hukum kepada Kejagung. Menurut Abdullah pihaknya sama sekali tidak tahu mengenai temuan-temuan hukum yang saat ini beredar kabarnya di publik.
Selain itu PT Timah sedang melakukan perbaikan di internal.
Baca Juga:
Terseret Kasus Korupsi Timah Rp 300 Triliun, Bos Sriwijaya Air Ditangkap Kejagung
"Statement Pak Dirut jelas bahwa diperbaiki semua, mulai dari kebijakan, prosedur, perbaikan, artinya aturan-aturan dan tata kelola internal itu semuanya inline dengan aturan," jelasnya.
Upaya Perbaikan
Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal, kemudian menjelaskan rincian upaya perbaikan yang dilakukan pihaknya. Pertama, adalah perbaikan operasi di internal perusahaan.
Ia menjelaskan pihaknya kini mencoba untuk mengubah metode agar perusahaan lebih ekonomis. Kedua, memperbaiki budaya kerja, hal ini sekaligus untuk memunculkan sense of crisis bagi setiap personel di perusahaan.
"Percepatan keputusan, percepatan garis komando, kita lakukan agar efisien," jelasnya.
Ketiga, perbaikan tata kelola, perbaikan dilakukan mulai dari regulasi sampai standar operasional prosedur (SOP) perusahaan. Pihaknya pun menargetkan pada 2024 jumlah produksi PT Timah bisa mencapai angka Rp 30 ribu ton, dua kali lebih lipat dibanding produksi tahun lalu yang berkisar di angka 14.855 ton.
"30 ribu ton. Namanya target, kan. Caranya dengan tiga hal tadi, kita perbaiki tata kelola," pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]