Adapun drone penebar pupuk granul ini merupakan milik NAC Thailand yang bekerjasama dengan Markplus. Ke depan, penggunaan drone seperti ini diharapkan dapat melengkapi program Makmur yang selama ini dijalankan oleh Pupuk Indonesia dan anak usahanya untuk membangun ekosistem pertanian yang terintegrasi.
Pupuk Indonesia sendiri juga memiliki inovasi terkait penggunaan drone. Inovasi ini memanfaatkan kamera multispektral pada drone yang dapat memberikan data detail untuk menghasilkan rekomendasi pemupukan presisi untuk suatu lahan. Dengan demikian, petani dapat melakukan pemupukan lebih efisien dengan hasil produktivitas yang baik.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Penggunaan kamera multispektral pada drone terbukti memiliki banyak manfaat.
Di antaranya dapat menghemat biaya analisis tanah yang biasa dilakukan pada laboratorium, mampu memprediksi unsur hara tanah dan rekomendasi pemupukan secara real time, mengurangi emisi gas rumah kaca akibat pemupukan yang berlebihan, dan sebagainya.
Selain uji coba drone, Petrokimia Gresik, juga menggelar Stadium Generale di Surabaya. Kegiatan ini dihadiri 128 peserta yang terdiri dari mahasiswa pertanian, petani muda, dinas pertanian, dan perusahaan BUMN.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Adapun tujuan seminar adalah untuk menyampaikan hasil penelitian Markplus terkait kreativitas dan inovasi perusahaan BUMN.
Dalam kesempatan tersebut, founder sekaligus chairman Markplus, Hermawan Kartajaya, mengajak stakeholder pertanian di Indonesia untuk belajar teknologi pertanian dari Thailand.
Hermawan pun mengapresiasi langkah Pupuk Indonesia yang menugaskan Petrokimia Gresik untuk menjadi percontohan perdana penggunaan drone untuk pupuk jenis granul. Karena ia berharap ada alih teknologi untuk kemajuan pertanian di tanah air.