Namun, Entang pun tak menjamin petani yang namanya terdaftar sebagai penerima bakal secara rutin mendapatkan pupuk bersubsidi.
"Itu tergantung ketua kelompoknya, kalau cerdas dan lincah akan mudah tapi kalau diam saja ya akan susah," ujar Entang menambahkan.
Baca Juga:
Pertanian Modern Ada di Tangan Generasi Muda
Keberadaan penyuluh menjadi amat penting untuk memahamkan para petani ihwal program subsidi tersebut. Kendalanya, Entang mencatat, jumlah penyuluh pun kurang. Idealnya satu penyuluh fokus untuk membina petani di satu desa. Namun kenyataannya satu penyuluh bahkan harus menangani tiga desa dari jarak jauh.
Itu menjadi kendala klasik yang dialami penyuluh sehingga sosialisasi terhadap petani soal pupuk subsidi sering tak sampai. Isu kelangkaan pun mencuat berulang kali.
Meski begitu, ia tak menampik kemungkinan adanya mafia pupuk yang menyelundupkan pupuk subsidi bisa saja terjadi. Kejadian itu pernah ia temukan saat menjadi anggota Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) tahun 1994 silam. Saat itu, ada penyelundupan pupuk subsidi di Sukabumi dan akhirnya ditangkap penegak hukum.
Baca Juga:
Permudah Akses Masyarakat Menuju Areal Pertanian, Pemdes Simanosor Bangun Jalan Sepanjang 2,4 KM
Akan tetapi, Entang menegaskan, ketimbang menuduh ada mafia pupuk saat ini pemerintah lebih baik terus berbenah untuk menyempurnakan tata niaga pupuk subsidi agar jauh dari celah-celah penyelundupan.
Di sisi lain, keberadaan Satgas Pangan juga perlu ditingkatkan untuk ikut mengawasi jalur pendistribusian pupuk subsidi. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.