Peter Sondakh melalui Rajawali Group yang memiliki Eagle High Plantations juga tercatat sebagai pemain utama di industri ini, dengan nilai kekayaan mencapai US$ 2,1 miliar.
Theodore Rachmat mendirikan Triputra Group yang mengelola PT Triputra Agro Persada dan fokus pada agribisnis termasuk kelapa sawit, dengan total kekayaan saat ini sebesar US$ 3,9 miliar.
Baca Juga:
Ketua TP PKK Provinsi Jambi Apresiasi Inovasi Rumah Kreatif Nekno dalam Pemanfaatan Limbah Sawit
Hashim Djojohadikusumo yang mengelola Arsari Group juga aktif di sektor sawit selain tambang, pulp dan kertas, serta logistik, dan memiliki kekayaan sebesar US$ 685 juta.
Arini Subianto, putri dari mendiang Benny Subianto, kini memimpin Persada Capital Investama yang memiliki portofolio bisnis di kelapa sawit, karet, batu bara, dan kayu, dengan nilai kekayaan mencapai US$ 2 miliar.
Putera Sampoerna yang dulu dikenal sebagai pengusaha rokok, kini mengembangkan usahanya melalui Sampoerna Strategic dan memiliki PT Sampoerna Agro yang menguasai lebih dari 100.000 hektare sawit di Kalimantan dan Sumatera dengan kekayaan sebesar US$ 1,8 miliar.
Baca Juga:
PTPN IV PalmCo Buka Akses Kredit Karbon untuk Publik, Mulai Rp150 Ribu per Ton
Bachtiar Karim bersama keluarganya mengelola Musim Mas, perusahaan sawit raksasa yang mencetak penjualan sebesar US$ 6,9 miliar pada 2020 dan kini memiliki kekayaan senilai US$ 4,1 miliar.
Susilo Wonowidjojo, dikenal melalui bisnis rokok Gudang Garam, juga memiliki perusahaan sawit PT Matahari Kahuripan Indonesia atau Makin Group yang tersebar di Jambi dan Kalimantan Tengah, dan saat ini memiliki kekayaan sebesar US$ 2,9 miliar.
Keluarga Widjaja, penerus bisnis Eka Tjipta Widjaja, kini menjadi pemilik Golden Agri-Resources yang merupakan produsen kelapa sawit global serta pemilik merek minyak goreng Filma, dengan total kekayaan mencapai US$ 18,9 miliar atau sekitar Rp 309 triliun.