WahanaNews.co | Indonesia genjot perkembangan ekonomi digital dan berkelanjutan di Kawasan ASEAN pada Keketuaan tahun 2023. Hal ini ditegaskan pada Pertemuan Pilar Ekonomi ASEAN diawali dengan the 21st ASEAN Economic Community (AEC) Council di Phnom Penh, Kamboja pada Kamis (10/11).
Pertemuan membahas Capaian Prioritas Ekonomi 2022 di masa Keketuaan Kamboja. Capaian ini akan dilaporkan kepada Para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN pada Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang dilaksanakan pada 11 November 2022.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Pada kesempatan ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, menyampaikan persiapan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023.
“ASEAN merupakan episentrum dari pertumbuhan ekonomi dan tahun 2023 adalah tahun yang sangat critical untuk ASEAN dalam memperkuat peran ASEAN secara regional dan global. Beberapa inisiatif penting akan dilakukan terkait food security, energy security, konektivitas, dan integrasi pasar di ASEAN. Saat ini kami juga sudah menetapkan berbagai target prioritas di pilar ekonomi untuk mendorong stabilitas ekonomi di kawasan,” tegas Airlangga.
Para Menteri Ekonomi ASEAN melanjutkan Pertemuan dengan Menteri Ekonomi Australia dan Selandia Baru pada Pertemuan Khusus ASEAN Economic Ministers-Closer Economic Relations (AEM-CER). Pada Pertemuan ini, disepakati penyelesaian substansial perundingan Upgrading Persetujuan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA).
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
“Persetujuan AANZFTA adalah Persetujuan FTA ASEAN pertama yang bersifat single-undertaking dan sangat maju serta outward-looking. Penyelesaian perundingan Upgrading AANZFTA akan menjadikan Persetujuan AANZFTA semakin tangguh, responsif terhadap tantangan ekonomi dunia, trade fasilitatif dan mendukung upaya pemulihan ekonomi regional pascapandemi Covid-19, khususnya bagi para pelaku UMKM di kawasan,” tegas Djatmiko.
Selain itu, juga dilakukan Pertemuan the 2nd ASEAN Economic Ministers–United Kingdom (AEM-UK) yang mengesahkan the ASEAN-UK Work Plan to implement the ASEAN-UK Joint Ministerial Declaration on Future Economic Cooperation. Rencana kerja ini sebagai tindak lanjut the Joint Ministerial Declaration yang telah disahkan pada tahun lalu.
"Work Plan tersebut menunjukkan keinginan ASEAN dan Inggris untuk secara bersama-sama memperkuat kerja sama yang berkontribusi langsung pada upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi," pungkas Djatmiko.
Rangkaian Pertemuan di atas merupakan bagian dari rangkaian KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 yang dihadiri langsung oleh Presiden Indonesia pada 10-13 November di Phnom Penh, Kamboja. Pada KTT ASEAN tersebut, Kamboja akan menyerahkan estafet Keketuaan ASEAN ke Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun 2023. [JP]