WahanaNews.co | Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian melaksanakan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
Program yang diperuntukkan Kelompok Tani Mandiri 87 itu berhasil meningkatkan produktivitas petani, khususnya di Desa Semadin Lengkong, Kecamatan Nanga Pinoh.
Baca Juga:
KPK Lempar Wacana Koruptor Tak Usah Dikasih Makan
Adapun program RJIT tersebut direalisasikan dengan panjang saluran 168 meter dan lebar penampang luar 80 centimeter. Melayani luasan lahan 25 hektare lahan milik petani.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menekankan pentingnya manajemen air guna mendukung produktivitas petani. Sebab, pasokan air harus selalu tersedia agar budidaya pertanian dapat berkembang dengan baik.
"Oleh karena itu, manajemen air menjadi sangat penting untuk selalu diperhatikan. Program RJIT ini adalah satu upaya Kementan untuk menata pasokan air kepada petani," kata Mentan.
Baca Juga:
APUK Dairi Gelar Talkshow Peran Perempuan dalam Keberlanjutan SDA dan Pameran Produk Lokal
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menerangkan peran sentral air irigasi dalam pengembangan budidaya pertanian. Menurut Ali, tak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi.
"Maka, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sebab irigasi ini memiliki peran yang sangat vital. Kalau dia rusak, efisiensi dan efektivitas irigasi akan berkurang," kata Ali.
Terganggunya irigasi pertanian, Ali melanjutkan, akan mengganggu pula produktivitas pertanian di suatu daerah. Atas dasar itu, pengelolaan air menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan dengan baik. "Water management itu adalah satu faktor kunci budidaya pertanian berkembang baik atau tidak," ucap Ali.