WahanaNews.co | Angka realiasasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini mencapai 89,89 persen dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yaitu Rp 335,29 triliun. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Pelaksanaan KUR di tahun 2022 sudah Rp 335,29 triliun dari Rp 373 triliun yang dialokasikan sampai dengan 15 Desember 2022," kata Airlangga di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (19/12).
Baca Juga:
Penenun Songket Sambas Manfaatkan KUR Bank Kalbar Syariah untuk Kembangkan Usaha Wastara
Airlangga menjelaskan realisasi penyaluran KUR tersebut paling banyak disalurkan ke sektor produksi yakni 56,5 persen. Sedangkan sidanya sebesar 43,5 persen diberikan kepada sektor perdagangan.
"Jadi sektor produktifnya sudah relatif tinggi," kata dia.
Sementara itu berdasarkan penyalurannya, pemberian KUR paling banyak diberikan melalui program KUR mikro. Tercatat ada 6,1 juta debitur (66,29 persen) yang mendapakan pinjaman antara Rp 10 juta - Rp 100 juta.
Baca Juga:
Pemerintah Kalsel dan BLU PIP Tandatangani Kerja Sama Pembiayaan Ultra Mikro
"KUR mikro dengan pinjaman Rp 10 juta sampai Rp 100 juta ini terbesar dengan porsi 66,29 persen atau 6,1 juta debitur dengan nilai Rp 231 triliun," kata dia,
Penyaluran KUR terbesar kedua diberikan melalui KUR Kecil yang pinjamannya antar Rp 100 juta - Rp 500 juta. Tercatat debiturnya ada 452.672 debirut atau 31,95 persen dengan nilai Rp 111,34 triliun.
Sementara itu, realiasasi KUR super mikro dengan pinjaman maksimal Rp 10 juta, telah disalurkan kepada 695.342 debitur. Adapun total kredit mencapai Rp 6,1 triliun.
Jokowi Minta KUR Klaster Diperluas ke Sektor Pertanian hingga Perikanan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik inovasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dilakukan per klaster bidang usaha. Menurutnya, skema KUR klaseter ini sudah sangat tepat untuk menggerakkan bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Saya sengan sekarang ada model KUR klaster. Ini memang harus diklasterkan," kata Jokowi dalam acara Penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (19/12).
Jokowi membeberakan ada salah satu pondok pesantren yang mendapatkan pinjaman dari KUR dalam jumlah besar untuk mengembangkan bisnis holtikultura.
Hasil produksi sayuran ini nantinya akan dijual ke supermarket yang memiliki jaringan usaha yang luas.
"Sehingga jelas offtaker-nya, penjamin juga tahu pembeliannya jelas," kata Jokowi.
Tak hanya kepada pondok pesantren, KUR klaster juga diberikan kepada petani kopi di Toraja. Mereka mendapatkan pinjaman KUR hingg Rp 50 miliar untuk usaha klaster kopi.
"Kalau sudah ngumpul ini enak pinjamnya, enggak usah urus satu-satu. Kalau satu-satu ini urusnya banyak," kata dia.
Fokus Berkarya
Skema bisnis ini kata Jokowi sangat bagus karena pengrajin bisa fokus berkarya. Sementara produknya dijual di satu tempat perbelanjaan oleh-oleh.
Cara demikian akan membuat pemberi pinjaman atau KUR percaya dan berani memberikan pinjaman modal kepada para pelaku UMKM kriya.
"Jadi yang pinjamkan uang ini baik bank atau non bank yakin uang yang didipinjamkan bisa kembali," kata dia.
Untuk itu, Jokowi meminta KUR klaster ini terus dikembangkan ke berbagai sektor usaha. Mulai dari peternak rakyat, nelayan, perkebunan rakyat dan sebagainya.
"Kelompok-kelompok ini memang harus diperbanyak dan saya minya ke bank, angkanya ini harus bisa ditingkatkan," pungkasnya. [rgo]