WahanaNews.co | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menetapkan Desa Wisata Kuin Utara di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), sebagai salah satu dari 75 desa wisata terbaik ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Menparekraf Sandiaga saat mengunjungi Desa Wisata Kuin Utara, Kalsel, Kamis (3/8/2023), mengatakan penetapan ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi Desa Wisata Kuin Utara untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga dapat menjadi daya bangkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Baca Juga:
Menparekraf Apresiasi Starlux Airlines Hadirkan Penerbangan Langsung Taipei-Jakarta
"Setelah saya keliling tadi, ada dua potensi utama di Desa Wisata Kuin Utara yakni makam (Sultan Suriansyah) dan Masjid Sultan Suriansyah," kata Menparekraf Sandiaga.
Sultan Suriansyah merupakan raja muslim pertama di Kerajaan Banjar yang memerintah antara tahun 1500-1540. Di bawah kepemimpinannya, agama Islam tersebar ke berbagai daerah di Kalimantan.
Masjid Sultan Suriansyah yang dibangunnya itu juga menjadi masjid tertua di Banjarmasin bahkan Kalimantan Selatan.
Baca Juga:
Sandiaga Perkuat Ekosistem Ekraf di Kabupaten Bangli Melalui Workshop KaTa Kreatif
"Dua destinasi ini menjadi satu kesatuan yang kalau kita kelola dengan baik akan menjadi destinasi wisata yang membuka banyak peluang usaha dan menyerap tenaga kerja," kata Sandiaga.
Selain dua potensi utama tersebut, Desa Wisata Kuin Utara juga memiliki daya tarik lain. Di antaranya wisata susur Sungai Kuin. Sungai Kuin atau Antasan Kuin adalah sungai kecil yang terdapat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aktivitas masyarakat sekitar berhubungan dengan perairan dan kehidupan sungai sehingga banyak rumah dibangun di sepanjang sungai Kuin.
Wisatawan bisa mendapatkan pengalaman saat ke Desa Wisata Kuin Utara dengan menaiki Kapal Banjarmasin Bungas. Kapal dengan kapasitas maksimal 25 orang ini akan menyusuri sungai dan berinteraksi dengan acil (pedagang) pasar terapung. Selain itu juga ada ragam seni budaya, produk kuliner, dan lainnya.