WahanaNews.co | Selama 2 tahun masa pandemi Kementerian Pertanian menyatakan ketersediaan pangan dan peningkatan kesejahteraan yang menopang pembangunan nasional tetap terjaga. Begitu pula dengan penggunaan anggaran.
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Ketut Kariyasa menyatakan salah satu kunci keberhasilannya adalah etos kerja dan dedikasi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian.
Baca Juga:
Gurun Sahara di Maroko Banjir, Kejadian Pertama Kali dalam 50 Tahun
Menurutnya, selama pandemi, Kementan bekerja justru lebih keras dalam rangka memastikan kebutuhan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia terpenuhi.
"Bahkan pada hari libur pun Mentan dan pegawai lainnya tetap bekerja di lapangan dengan segala resikonya di masa pandemi Covid-19," kata Ketut dalam keterangan resmi, Jumat (8/4/2022).
Upaya menjaga ketersediaan pangan dan memastikan pangan cukup yang tidak pernah mengenal waktu itu, menurut Ketut, berimplikasi kepada aktivitas perjalanan dinas (Perjadin) yang cukup tinggi.
Baca Juga:
Tingkatkan Produksi Pangan, Presiden dan Mentan Bagikan Pompa untuk Petani Bantaeng
"Arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo sangat jelas. Beliau selalu menekankan penggunaan anggaran yang efisien, harus on the track, termasuk anggaran Perjadin, dan tentunya berdampak pada petani dan pemulihan ekonomi negara," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketut menjelaskan bahwa anggaran perjalanan di Kementan sesuai dengan pernyataan Sekjen Kasdi Subagyono pada saat RDP bersama komisi IV DPR RI.
Dia menyebut sebesar maksimal 10% dari anggaran biaya tetap operasional atau Rp 1,1 triliun adalah sesuai dengan rambu-rambu selama ini dalam rangka efisiensi dan efektivitas pengawalan pelaksanaan program.
"Sumber anggaran Perjadin dari uang rakyat, maka setiap rupiah yang dikeluarkan dalam pelaksanaannya haruslah sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan negara, dan itu sudah Kementan lakukan," tuturnya.
Adapun, dampak positif dari penggunaan anggaran yang baik dan efisien ini terlihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang positif. Ekspor komoditas pertanian tercatat melonjak signifikan pada 2021 mencapai Rp 625,04 triliun atau meningkat 38,6% persen dari nilai ekspor 2020.
Selain itu, indikator kesejahteraan petani dalam kurun 2 tahun terakhir terus naik. Nilai tukar petani (NTP) Maret 2022 tercatat meningkat 0,42% menjadi 109,29.
"Semua capaian ini karena seluruh elemen di Kementan bergerak. Turun ke lapangan dan bekerja keras. Hingga hari ini, 11 pangan pokok kita juga jaga dengan baik. Kita pastikan makanan rakyat cukup ketersediaannya," pungkas Ketut. [tum]