"Karena kesalahan keputusan anda, anda rugikan rakyat tapi anda merasa bangga atas kesalahan yg merugikan rakyat tsb demi menyelamatkan proyek China," tulis Said.
"Jangan #asalmangap dan sok tahu. Intinya jangan kau ambil kebijakan yg rugikan rakyat demi ambisi pencitraan. Bangun sesuatu yg dibutuhkan rakyat sesuai kemampuan," ujarnya.
Baca Juga:
FAKAR Tampil Meyakinkan di Debat Kandidat Wali Kota Subulussalam
Jika akhirnya Argo Parahyangan dihapus, Said menyebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi infrastruktur yang membebani rakyat.
"Contoh solusi, infrastruktur bebani rakyat. 1) bangun kereta api cepat yg mahal dan tdk layak, solusi : tutup kereta yg ada, tiket jadi mahal. 2) bangun Bandara Kertajati - solusi : pindahkan penerbangan umrah - jemaah jadi mahal. Akan banyak contoh lain," kata Said.
Warga Twitter juga ikut nimbrung dalam debat panas antara Said dan Arya. Menurut netizen, sebenarnya bisa saja Argo Parahyangan dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung berjalan bersama tanpa ada yang dimatikan.
Baca Juga:
Pelemparan Edy Rahmayadi Pakai Botol, Tim Hukum Laporkan ke Polda Sumut
"Kalau saya, pilihannya adalah seharusnya sejak awal akan berfikir bagaimana membuat sebuah produk yang tidak saling kanibalisme," ujar akun @giIangmahesa.
"izin mas, kalau adu argumen sih menurutku masih kurang. biarkan mereka beroprasi beriringan saja bagaimana? tapi jangan klaim gopar sepi saat ada kereta cepat," cuit akun @_rudetbanget.
Ada juga netizen yang berpendapat, jika tugas BUMN salah satunya adalah memenuhi kebutuhan rakyat. Sehingga BUMN kerap mendapat tambahan modal negara, untuk menjalankan fungsi Public Service Obligation (PSO).