WahanaNews.co | Serikat Pekerja Jiwasraya memberikan suaranya terkait penolakan rasionalisasi berupa pemberhentian terhadap seluruh karyawan pada 2023.
Ketua Umum Serikat Pekerja Jiwasraya, Hotman David, menolak langkah direksi memberhentikan karyawan.
Baca Juga:
Ini Pengaduan Terbanyak Konsumen Tahun 2022, Kerugian Capai Rp 102 Miliar
"Ini sangat mengancam kelangsungan nasib para pegawai Jiwasraya dan familinya," kata David saat konferensi pers di Hotel Diraja, Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022).
David menyebut wacana PHK karyawan itu mengacu pada keputusan Kementerian BUMN yang akan dilanjutkan dengan rencana penutupan Jiwasraya.
Menurutnya, rencana rasionalisasi yang disampaikan direksi bertentangan dengan komitmen yang pernah disampaikan kepada karyawan.
Baca Juga:
Soal Kasus Jiwasraya, 85 Hektare Tanah Benny Tjokro Dirampas Negara
Di mana seluruh karyawan Jiwasraya akan dimigrasikan bekerja di IFG Life.
"Kenyataannya kami yang masih loyal dihadapkan dengan kenyataan akan diberhentikan," tuturnya.
David menilai migrasi yang dijanjikan direksi tidak adil. Di mana sebagian sejawatnya dimigrasi untuk bekerja di IFG Life, sementara sebagian lagi tidak.
Sementara itu, Sekjen Serikat Pekerja Jiwasraya Nugroho Eko Wibowo menuturkan pihaknya hanya memohon direksi menghargai masa kerja yang sudah dilalui.
Dia menyakini perusahaan mampu membayar itu.
"Mohon juga ada penggantian ketika kami kehilangan pekerjaan. Kami sebagai penghuni terakhir yang dari yang ingin bermigrasi tetapi sudah tertutup pintu migrasinya dan juga harus ada penggantian," tutur Nugroho.
"Masih ada kok aset-aset di Jiwasraya, hanya keinginannya aset itu dipindahkan, tidak disisakan untuk karyawan," tambahnya
Nugroho menyatakan pihaknya berharap berkesempatan bisa bertemu dengan Menteri BUMN Erick Tohir.
Sebab, menurutnya, arahan penutupan Jiwasraya selalu disebutkan berdasarkan Kementerian BUMN. [rgo]