WahanaNews.co, Bumiayu - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Seskemenkop UKM) Arif Rahman Hakim menekankan pentingnya koperasi pondok pesantren (Kopontren) untuk membangun jejaring bisnis antar pondok pesantren (Ponpes).
"Dalam pengembangan ekonomi umat, membangun jejaring antar ponpes itu penting. Terlebih lagi, jumlah ponpes seluruh Indonesia banyak, bisa mencapai puluhan ribu ponpes dengan jumlah santri mencapai 17 juta santri," kata Seskemenkop UKM, Arif Rahman Hakim, pada acara Pelaksanaan Pembentukan Koperasi Bagi Kelompok Strategis, di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (24/5).
Baca Juga:
Menkop UKM Ajak BPKP Wujudkan Target dan Sasaran Pertumbuhan UMKM Menuju Indonesia Emas 2045
Oleh karena itu, Arif berharap daerah mampu mengolah dan mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing. "Kita harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara mandiri, tanpa bergantung pada daerah lain," kata Seskemenkop UKM.
Seskemenkop UKM mendorong kopontren dan ponpes, khususnya yang ada di Brebes, untuk berbagi peran dalam pengembangan produk unggulan untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, ponpes A memiliki wilayah subur, maka didorong untuk mengembangkan sektor pertanian. Lalu, ponpes B mengembangkan sektor usaha lainnya.
"Ponpes juga harus bisa memproduksi sandal jepit. Bayangkan, ada berapa banyak kebutuhan sandal jepit bagi para santri. Setiap ponpes itu pasti memiliki keunggulan dan kemampuan masing-masing. Intinya, antar ponpes harus bisa saling mengisi aneka kebutuhan ponpes-ponpes yang ada," kata Arif.
Baca Juga:
Pemerintah Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan IPO Sebagai Alternatif Pendanaan
Arif mencontohkan potensi air bersih yang dimiliki Bumiayu, karena wilayahnya dikelilingi banyak pegunungan. "Kopontren dan ponpes bisa mengolah potensi air bersih tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Dan teknologi air minum seperti itu tidak mahal," ungkap Seskemenkop UKM.
Seskemenkop UKM meyakini upaya tersebut bisa terwujud bila antar kopontren dan ponpes memiliki kesepakatan. "Di Jepang, masyarakatnya sudah bersepakat untuk memakai produk dalam negeri. Kita bisa meniru kesepakatan masyarakat seperti itu," kata Arif.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional Kemenkop UKM Nasrun Siagian menambahkan, pihaknya akan terus memperkuat pola kolaborasi dalam membangun jaringan bisnis ponpes. Salah satunya, dengan Bank Indonesia (BI).
"Maka, pelatihan koperasi ini sebagai laboratorium bagi santri untuk berwirausaha. Kami yang akan menyiapkan tenaga pendamping untuk tata kelola dan manajemen koperasi, atau sesuai kebutuhan koperasi," kata Nasrun.
Nasrun berharap, ponpes-ponpes yang ada mampu melahirkan sentra-sentra ekonomi baru yang mandiri. "Sudah banyak kopontren dan ponpes yang sudah mampu memenuhi kebutuhannya sendiri sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki," tandas Nasrun. Demikian dilansir dari laman kemenkopukmgoid, Selasa (28/5).
[Redaktur: Alpredo Gultom]