WahanaNews.co | Pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) Dolar jatuh, setelah data pekerjaan AS menunjukkan gambaran ketenagakerjaan yang kuat, tetapi bukan blockbuster pada Desember, sementara laporan terpisah menunjukkan bahwa aktivitas industri jasa-jasa AS berkontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada bulan itu.
Para pengusaha menambahkan 223.000 pekerjaan pada Desember, lebih besar dari perkiraan para ekonom sebesar 200.000.
Baca Juga:
Dolar AS Terus Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp15.500
Upah juga tumbuh 0,3 persen bulan lalu, kurang dari 0,4 persen pada November dan di bawah perkiraan 0,4 persen. Itu menurunkan kenaikan upah tahun-ke-tahun menjadi 4,6 persen dari 4,8 persen pada November.
"Ada sedikit kekhawatiran bahwa ini bisa menjadi cetak blockbuster dalam hal pertumbuhan pekerjaan," yang merupakan risiko karena penyesuaian musiman yang biasa terjadi pada Desember, kata Mazen Issa, ahli strategi valuta asing senior di TD Securities di New York.
Pelonggaran pertumbuhan upah juga "menggembirakan," tambah Issa, meskipun ia mencatat elemen hawkish dalam data.
Baca Juga:
Kejagung Sita Aset Milik Anggota BPK Tersangka Korupsi BTS 4G
"Tingkat pengangguran turun, yang tidak diperkirakan, dan tingkat partisipasi meningkat," kata Issa. "Angka ini tidak membantu siapa pun dalam menentukan apakah Fed perlu melakukan kenaikan 25 atau 50 (basis poin) pada pertemuan berikutnya."
Dolar turun 1,17 persen hari ini terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya menjadi 103,88, setelah mencapai 105,63, tertinggi sejak 7 Desember.
Euro naik 1,19 persen menjadi 1,0645 dolar dan berada di jalur untuk persentase kenaikan harian terbesar sejak 11 November. Dolar turun 1,03 persen terhadap yen Jepang menjadi 132,07.