WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk berbagi dan berkolaborasi dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia.
“Para pemangku kepentingan tersebut meliputi industri, lembaga pendidikan dan riset, akselerator (inkubator bisnis), start up, komunitas, asosiasi, service provider, technology provider, dan industrial zone,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, dalam kegiatan Rapat Evaluasi PIDI 4.0 sekaligus penandatanganan kerja sama PIDI 4.0 dengan mitra industri dan universitas di Bogor, Senin (14/8).
Baca Juga:
Sebutkan Data MVA dan Kontribusi Ekonomi Manufaktur, Menperin Tepis Isu Deindustrialisasi
Seperti disampaikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita beberapa waktu lalu, PIDI 4.0 merupakan fasilitas yang didirikan untuk menjadi solusi satu atap penerapan industri 4.0 di Indonesia, sekaligus menjadi Jendela Indonesia 4.0 pada dunia.
Kemenperin melalui BPSDMI membangun PIDI 4.0 untuk mendukung dan mengakselerasi transformasi digital pada tujuh sektor manufaktur prioritas, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kimia, industri otomotif, industri elektronika, industri farmasi, serta industri alat kesehatan.
Baca Juga:
Menperin Kenalkan Konsep Green Mobility Fasilitasi Teknologi Otomotif Masa Depan
PIDI 4.0 mendorong terhubungnya ekosistem jaringan antara para pemangku kepentingan yang diinisiasi oleh Kemenperin.
Dalam kesempatan ini, PIDI 4.0 melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) secara simbolis dengan beberapa Perguruan Tinggi, di antaranya Universitas Negeri Semarang (UNNES), Swiss German University, dan Institut Bisnis Informatika Kosgoro 1957.