WahanaNews.co | PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) resmi merilis Sustainability Framework sebagai langkah mendukung visi perseroan untuk terus berinovasi menciptakan produk dan solusi dengan memperhatikan aspek keberlanjutan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030 yang dicanangkan oleh pemerintah.
Sustainability Framework merupakan dokumen pendukung yang akan menjadi acuan dalam hal rencana korporasi untuk mendapatkan Sustainability Linked Loan atau instrumen keuangan berkelanjutan lainnya, yang akan dibutuhkan perusahaan dalam menerapkan aspek ESG dalam seluruh mata rantai serta operasional perusahaan.
Baca Juga:
Dirut Semen Indonesia Dinobatkan sebagai Top CEO Indonesia Awards 2024
"Peluncuran Sustainability Framework SIG ini merupakan langkah awal dalam mendukung misi perusahaan guna menciptakan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial yang berkelanjutan," kata Direktur Utama SIG Donny Arsal dalam keterangan di Jakarta, Minggu (16/10/22).
Sustainability Framework SIG disusun bekerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Mandiri Securities Pte. Ltd, dan PT Bank HSBC Indonesia sebagai Sustainability Coordinator, serta telah mendapatkan Second Party Opinion dari Sustainalytics, sebuah perusahaan yang diakui di seluruh dunia sebagai penyedia riset ESG, ratings, dan data.
Donny menyampaikan, SIG fokus mengembangkan inovasi untuk menjawab tantangan yang ada di bidang bahan bangunan dan memberikan solusi kepada pemangku kepentingan.
Baca Juga:
Pemerintah Akan Pasok Green Cement dari SIG ke IKN Secara Berkelanjutan
Emiten berkode saham SMGR itu telah menetapkan Sustainability Framework dengan fokus pada penurunan emisi karbon secara bertahap dengan target 520 kg CO2 per ton semen dan stretch target 493 kg CO2 per ton semen pada 2032.
"Penetapan target penurunan emisi karbon tersebut akan dilakukan dengan pengurangan clinker factor, peningkatan substitusi panas dari bahan bakar alternatif, dan optimalisasi konsumsi energi termal spesifik. Inisiatif penurunan emisi karbon tersebut juga akan berdampak positif pada cost efficiency sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan," ujar Donny Arsal.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan, penyusunan Sustainability Framework tersebut merupakan wujud komitmen Bank Mandiri untuk mendukung tren ekosistem hijau secara konsisten.
"Sustainability Framework yang dirilis oleh SIG hari ini merupakan salah satu bentuk nyata sinergi dan keseriusan BUMN selaku pelaku industri dan pemerintah dalam komitmen mendukung pembangunan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan sustainable development," ujar Susana.
Adapun, hingga kuartal II 2022, Bank Mandiri telah berkontribusi 20,7 persen dari total kredit hijau di Tanah Air. Ke depan, perseroan berkomitmen untuk terus berinovasi mengembangkan berbagai produk berkelanjutan sesuai praktik terbaik untuk mendukung nasabah maupun pelaku industri menuju perekonomian yang berkelanjutan.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt menyampaikan turut bangga dapat terlibat dalam merencanakan transisi untuk mengurangi emisi karbon serta menerapkan prinsip ESG di perusahaan dengan meluncurkan Sustainability Framework.
"Sebagai bank internasional yang memiliki sejarah panjang di Asia dan Indonesia, kami berkomitmen untuk mendukung nasabah kami untuk mulai bertransisi menuju perekonomian yang rendah karbon dan berkelanjutan," ujar Francois de Maricourt.
Sustainability Framework mencakup strategi pelaksanaan ESG, tata kelola ESG, dan Key Performance Indicator yang digunakan, dalam hal ini Emisi Karbon Scope 1 beserta Sustainability Performance Targets (“SPT”).
Salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh SIG dalam mendukung misi perusahaan adalah dengan menerapkan strategi penurunan Emisi Karbon Scope 1 jangka panjang. SIG telah menetapkan Emisi Karbon Scope 1 tahun 2019 sebagai basis awal (baseline).
SIG juga telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota jaringan Firma PwC) untuk pelaksanakan perikatan keyakinan terbatas (limited assurance) dan mendapatkan kesimpulan di mana informasi Emisi Karbon Scope 1 tahun 2019 telah dipersiapkan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kriteria pelaporan.[zbr]