WahanaNews.co | Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan, pemerintah belum memiliki rencana terkait penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.
"Harga pertalite sekarang berada di harga Rp 7.650, belum ada rencana pemerintah melakukan (penyesuaian)," kata Erick di Jakarta, dikutip Kamis (19/5/2022).
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Erick pun menjelaskan terkait kenaikan harga pertamax.
Setelah dinaikkan pun, menurut dia, masih berada di bawah harga pasar, sehingga ada komponen subsidinya.
Terlebih bila melihat harga BBM di luar negeri berbagai macam, ada yang Rp 50.000 atau Rp 60.000 per liter.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Karena itu harga pertamax yang ditetapkan, telah posisi masyarakat yang mampu tidak boleh disubsidi.
"Saya sudah sampaikan tidak mungkin Pemerintah dengan kondisi pangan dan energi seperti sekarang, pemerintah mendiamkan, tidak melakukan intervensi, tidak mungkin. pemerintah pastinya hadir," ungkapnya.
"Tentu mekanisme kehadirannya melalui berbagai cara. Sebelumnya saat pandemi Covid-19 pemerintah menyediakan obat, vaksin gratis, dan sebagainya," tambahnya.
Seperti diketahui, kenaikan harga minyak dunia akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina mengakibatkan Uni Eropa mempertimbangkan untuk melakukan embargo minyak mentah Rusia.
Sehingga hal itu berdampak pula terhadap harga BBM di dalam negeri.
Pada Maret 2022, realisasi Mean of Platts Singapore (MOPS) Pertalite rata-rata US$ 128,19 per barel.
Harga itu naik 63 persen dari rata-rata tahun 2021 sebesar US$ 78,48 per barel.
Meski harga global telah melambung tinggi, pemerintah Indonesia masih dapat menjaga harga Pertalite senilai Rp 7.650 per liter. [gun]