WAHANANEWS.CO, Jakarta - Keresahan konsumen terkait transparansi dan kualitas bahan bakar minyak (BBM) Pertamina kian terasa, hingga membuat sebagian besar pengguna kendaraan bermotor memilih beralih ke SPBU swasta seperti Shell, BP AKR, Vivo, hingga Exxon.
Fenomena ini dinilai menjadi sinyal kuat bahwa Pertamina tengah kehilangan kepercayaan masyarakat dalam persaingan pasar BBM ritel.
Baca Juga:
SPBU VIVO Sepakat Stok BBM Dipasok dari Pertamina
Pengamat transportasi sekaligus Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), Darmaningtyas, menilai akar persoalan terletak pada ketidakjelasan kebijakan pemerintah soal BBM.
“Masalahnya itu adalah ketidakjelasan kebijakan pemerintah dalam hal BBM. Dulu mengundang swasta untuk hadir supaya Pertamina punya kompetitor yang baik. Sekarang ketika swasta berkembang dengan baik, lantaran Pertamina terbongkar melakukan oplosan terhadap BBM yang tidak sesuai standar, lalu kehilangan pangsa pasar, kemudian swastanya seolah diancam, kuotanya tidak ditambah dan harus beli dari Pertamina, dan sebagainya,” ujar Darmaningtyas kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan kondisi ini mencerminkan model bisnis yang tidak sehat, karena Pertamina lebih memilih menggunakan mekanisme paksaan kepada SPBU swasta ketimbang memperbaiki kualitas layanan dan produknya.
Baca Juga:
Target Konsumsi Minyak dan Batu Bara RI, Mulai 2030 Pelan-Pelan Disunat
“Kalau mau menarik pasarnya kembali ke Pertamina, ya sudah berikan layanan terbaik, termasuk kualitas BBM yang terbaik. Bisnis dengan cara paksaan itu tidak bagus,” ucapnya.
Menurutnya, langkah yang kini ditempuh Pertamina lebih diarahkan untuk merebut kembali pasar yang hilang, bukan menyelesaikan persoalan di akar masalah.
Darmaningtyas menyarankan agar pemerintah konsisten membuka keran impor lebih lebar, sehingga SPBU swasta tidak terhambat kuota distribusinya.