WahanaNews.co | Perusahaan layanan fesyen online, Stitch Fix, dikabarkan akan lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 20 persen karyawannya.
Pendiri Stitch Fix Katrina Lake mengatakan karyawan yang terkena PHK akan menerima jaminan perawatan kesehatan hingga April, minimal 12 minggu gaji, yang meningkat seiring dengan masa kerja.
Baca Juga:
Produk Fesyen dan Kriya Lokal Mampu Bersaing di Pasar Global
"Kami akan kehilangan banyak anggota tim berbakat dari seluruh perusahaan dan saya benar-benar minta maaf," tulis Katrina Lake, dikutip dari CNN Business, Jumat (6/1).
Lake mengatakan terlepas dari momen sulit dihadapi perusahaan saat ini, ia dan direksi masih sangat percaya pada bisnis, misi, dan visi Stitch Fix.
Tak hanya itu, CEO Stitch Fix Elizabeth Spaulding juga mengundurkan diri dari posisinya.
Baca Juga:
Kenapa Konsumen Memilih Barang Bermerek?
Spaulding bergabung dengan perusahaan pada 2019 sebagai presiden dan menjadi CEO pada 2021.
Berita pengunduran diri CEO Stitch Fix ini membuat saham perusahaan naik 6 persen.
Kini, perusahaan menunjuk Lake sebagai CEO sementara, setelah Spaulding turun dari jabatannya pada Kamis (5/1).
Pada Juni 2022, Stitch Fix juga memecat 15 persen pegawainya atau sekitar 330 orang di tengah di tengah melambatnya pertumbuhan e-commerce di sektor ritel.
Perusahaan ini diluncurkan pada 2011, kemudian go public pada 2017, dan baru berkembang pesat setahun yang lalu.
Namun, Stitch Fix mengalami kesulitan karena lebih banyak pembeli kembali ke pembelian langsung di toko dan menarik kembali pengeluaran online mereka.
Perusahaan juga menghadapi biaya pengeluaran yang lebih tinggi.
Sejumlah perusahaan global telah melakukan PHK dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya Amazon yang memangkas 18 ribu pekerja. Begitu pun Salesforce yang akan memangkas sekitar 10 persen pekerjanya. [rna]