Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp 1,87 triliun atau tumbuh 21,5 persen YoY dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 28,8 persen dan 33,9 persen.
Margin EBITDA dan margin laba bersih Mitratel pun mengalami peningkatan mencapai 77,1 persen dan 24,6 persen, sejalan dengan komitmen perseroan untuk mengoptimalkan value untuk shareholder, di mana Mitratel terus melakukan pengembangan portofolio bisnis fiber optic untuk memperkuat bisnis tower yang dikelolanya.
Baca Juga:
Bisnis Baru Telkom Jadi Primadona, Valuasi Tembus Rp 16 Triliun
Adapun data center dan cloud pun masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis digital perusahaan. Saat ini TelkomGroup tengah melakukan konsolidasi bisnis data center.
Hyperscale Data Center diperkirakan akan beroperasi mulai kuartal kedua tahun 2022, seiring dengan potensi bisnis data center yang terus meningkat.
Untuk memperkuat portofolio perusahaan, mempercepat proses transformasi, dan meningkatkan kapabilitas digital, belum lama ini Telkom menjalin kerja sama strategis salah satunya dengan Microsoft.
Baca Juga:
TelkomGroup Siagakan 200 Personel untuk Amankan Upacara HUT ke-79 RI di IKN
"Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan bisnis Telkom, khususnya di ranah platform digital dan layanan digital. Kolaborasi ini mencakup pemanfaatan aset infrastruktur Hyperscale Data Center Telkom untuk mendukung perjalanan transformasi digital Indonesia," terang Ririek.
Terakhir, pada tiga bulan pertama tahun ini, Telkom telah menggunakan belanja modal sebesar Rp 5,7 triliun atau 16,3 persen dari total pendapatan. Belanja modal terutama digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas.
"Baik pada bisnis fixed line maupun mobile demi pengalaman digital terbaik pelanggan," pungkas Ririek. [rin]