WahanaNews.co, Jakarta - PT PLN (Persero) dan BUMN asal Tanzania, Afrika Timur, Tanzania Electric Supply Co Ltd (TANESCO) memperkuat sinergi dalam kerja sama di bidang ketenagalistrikan dan energi terbarukan di Afrika.
Pada kunjungannya di Kantor Pusat PLN (26/01), TANESCO memperluas kerja sama dengan PLN pada sektor energi bersih khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP). Hal ini juga sebagai tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama kedua negara pada Agustus 2023.
Baca Juga:
PLN Teken Kerjasama dengan TANESCO Kembangkan Ekosistem Ketenagalistrikan di Tanzania
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN dan TANESCO memiliki sejarah positif di mana pada periode sebelumnya kedua belah pihak telah menyepakati beberapa kerja sama dalam meningkatkan kualitas sektor ketenagalistrikan dengan mengambil kisah sukses PLN untuk direplikasi di Tanzania bersama TANESCO.
Sebagai wujud kerja sama ini, pada Agustus 2023 lalu PLN dan TANESCO
telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Dar es salaam, Tanzania. Kerja sama ini juga sebagai bentuk ekspansi bisnis PLN di kancah global.
“PLN memiliki pengalaman dan success story yang dapat dibagikan dan diimplementasikan di Tanzania, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya manusia, transformasi dan digitalisasi di sektor ketenagalistrikan. Untuk itu kami akan semaksimal mungkin pada kerja sama ini, karena keberhasilan PLN juga akan menjadi prestasi bagi Indonesia” kata Darmawan.
Baca Juga:
Kembangkan Ekosistem Ketenagalistrikan di Tanzania, PLN Teken Kerjasama dengan TANESCO Disaksikan Presiden Jokowi
Darmawan menjabarkan, ada empat ruang lingkup kerja sama yang telah disepakati antara PLN dan TANESCO. Pertama, dukungan digitalisasi sesuai dengan kebutuhan di TANESCO, seperti digitalisasi pembangkitan, digitalisasi distribusi, dan penggunaan Super App yang mengadopsi penerapan PLN Mobile.
Kedua, pengembangan utilitas core business di TANESCO yang mencakup Maintenance, Repair, and Operation (MRO) dan Kolaborasi co-investment.
Ketiga, pengembangan utilitas non-core business di TANESCO seperti Power Quality Solutions dan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.
Keempat, penyediaan Capacity Building dan pertukaran komprehensif melalui internship pegawai TANESCO ke PLN pada transformasi digital PLN dan sektor core business ketenagalistrikan.
“Selama 78 tahun, PLN telah melayani jutaan kehidupan di Indonesia. Kami memiliki rekam jejak pertumbuhan baik dalam pembangunan infrastruktur maupun penjualan listrik dengan kinerja keuangan yang sangat baik, kami menegaskan bahwa MoU yang telah ditandatangani PLN dan TANESCO akan dilakukan dengan maksimal sehingga hasilnya tak hanya dari sisi bisnis tapi juga bagi hubungan bilateral ke dua negara,” ujar Darmawan.
Darmawan melanjutkan, bahwa pada pertemuan kali ini kedua belah pihak berdikusi terkait MoU sebelumnya termasuk membahas keinginan TANESCO mengadaptasi transformasi digital PLN guna mengembangkan akselerasi TANESCO mencapai produksi 10.000 MW di tahun 2025 dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) sebagai base load.
“Pada pertemuan ke-5 ini, TANESCO ingin berdiskusi berbagai hal termasuk tentang investasi business to business yang tujuannya adalah untuk menjajaki potensi kerja sama, dengan ketertarikan pada energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga panas bumi,” tutup Darmawan.
Managing Director TANESCO, Boniface Gissima Nyamo-Hanga menjelaskan penguatan kerja sama antara TANESCO dan PLN merupakan kerja sama strategis kedua negara dalam mengejar target NZE. Tanzania saat ini menargetkan penambahan kapasitas pembangkit hingga 10.000 MW dan membutuhkan ruang kolaborasi.
"Kami merupakan negara yang sedang pesat dalam berkembang saat ini. Di satu sisi kami tahu bahwa kami punya potensi pengembangan energi bersih namun masih minim dalam pengembangan teknologi. Kami melihat PLN merupakan mitra yang sangat baik untuk mengembangkan teknologi terutama dalam transformasi digital dan pengembangan energi baru terbarukan," pungkas Boniface.
[Redaktur: Amanda Zubehor]