WahanaNews.co, Jakarta - Tim Presiden terpilih Prabowo Subianto menyangkal isu yang menyebutkan bahwa mereka akan meningkatkan rasio utang Indonesia hingga 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Penyangkalan ini disampaikan oleh Thomas Djiwandono, Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga:
Soal Defisit Rp84 Miliar, DPRD Gunungsitoli Ungkap 6 Kali APBD 2023 Diubah Sepihak, Siapa Dalangnya?
Dalam wawancaranya dengan Reuters pada Selasa (18/6/2024), Thomas menyatakan bahwa Prabowo belum menetapkan target utang dan akan mematuhi batasan hukum terkait metrik fiskal. Sebelumnya, isu ini dinilai memicu pelemahan rupiah dan menekan pasar obligasi.
Akhir pekan lalu, rupiah turun sebesar 0,9% dan imbal hasil obligasi melonjak setelah Bloomberg melaporkan bahwa Prabowo ingin meningkatkan rasio utang hingga 50%.
Prabowo dan Gibran dijadwalkan akan dilantik menjadi presiden pada Oktober mendatang.
Baca Juga:
Kejari Usut Dugaan Korupsi Defisit Anggaran Rp84 M, DPRD Kota Gunungsitoli: Tanggung Jawab TAPD
"Kami sama sekali tidak membicarakan target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal," ujar Thomas yang juga merupakan keponakan Prabowo.
Prabowo sempat menyatakan bahwa Indonesia harus berani mengambil utang untuk program pembangunan dan mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Namun, ia menegaskan tetap akan mematuhi batasan defisit anggaran.