WahanaNews.co | Untuk meningkatkan penggunaannya, pemerintah Jerman mendorong Indonesia untuk memberikan insentif bagi sektor kendaraan listrik.
Deputi Kepala Kedutaan Besar Republik Federal Jerman Thomas Graf mengatakan hal tersebut sudah dilakukan oleh negaranya untuk mencapai target 7 juta sampai 10 juta pengguna kendaraan listrik di Jerman pada 2030.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
"Kami juga mendorong mobilitas menggunakan kendaraan listrik yang didukung oleh sistem insentif, termasuk environmental bonus yang bisa dilakukan Indonesia untuk mencapai target penggunaan," ujarnya dalam Sustainable Transportation Forum 2022 di Bali International Convention Center, Kamis (20/10).
Indonesia menargetkan bisa menggaet pengguna kendaraan listrik sebanyak 2 juta untuk mobil dan 13 juta untuk motor pada 2023 mendatang. Sampai saat ini realisasi penggunaan kendaraan listrik di jalanan baru sebanyak 4.900 untuk mobil dan 23 ribu untuk motor.
Artinya, untuk mencapai target pengguna kendaraan listrik pada 2030 nanti, pemerintah Indonesia membutuhkan usaha yang keras. Oleh karenanya, ia menyarankan untuk bisa melakukan hal-hal yang dilaksanakan negara lain, termasuk Jerman.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Selain itu, Jerman juga mendorong pemerintah Indonesia untuk menggunakan kendaraan umum listrik di perkotaan, misalnya bus dengan bahan bakar hidrogen atau biogas. Sebab, secara global, perkotaan menjadi penghasil emisi karbon terbesar atau 75 persen dibandingkan perdesaan.
"Di Indonesia, sektor transportasi merupakan sumber emisi terbesar ketiga, menyumbang 27 persen dari total emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari konsumsi energi," imbuhnya.
Kontribusi emisi karbon Indonesia ini diperkirakan meningkat ke depannya sejalan dengan peningkatan level kemakmuran atau ekonomi penduduknya.