WahanaNews.co, Kairo - Indonesia mendukung penuh pembahasan yang sedang berlangsung untuk memperluas Developing-Eight Preferential Trade Agreement (D-8 PTA) menjadi perjanjian yang lebih
komprehensif. PTA tersebut diharapkan dapat meningkatkan perdagangan antarnegara anggota sebesar USD 500 miliar pada 2030 sesuai amanat D-8 Decennial Roadmap 2020–2030.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri dalam Pertemuan ke-
4 Dewan Menteri Perdagangan (Trade Ministers Council/TMC) di Kairo, Mesir, pada Selasa (2/12).
Baca Juga:
Apresiasi Importir Mesir, Pemerintah Indonesia Serahkan Primaduta Award 2025
Turut hadir Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono.
"Indonesia mendorong anggota D-8 lainnya untuk mempercepat prosedur domestik agar PTA dapat diimplementasikan secara penuh. Secara khusus, Indonesia mengajak Azerbaijan sebagai anggota baru D-
8, untuk turut bergabung dalam pemanfaatan PTA untuk peningkatan perdagangan intra D-8. Tidak hanya
itu, Indonesia mendukung perluasan D-8 PTA menjadi perjanjian yang lebih komprehensif untuk mencapai
target perdagangan antaranggota sebesar USD 500 miliar pada 2030," jelas Wamendag Roro.
Wamendag Roro meyakini, untuk mencapai target ini, kerja sama harus melampaui pengurangan tarif dan
menggabungkan elemen-elemen yang memfasilitasi perdagangan serta mendorong investasi dan memperkuat kerja sama regulasi.
Baca Juga:
Penuhi Permintaan Global, Kemendag Kembali Lepas Ekspor Tiga Kontainer Produk Dekorasi Rumah
Terkait modalitas negosiasi, Indonesia mendukung perluasan PTA, baik
melalui pendekatan inkremental (disiplin ilmu baru ditambahkan secara bertahap) maupun melalui satu
upaya tunggal yang mencakup semua elemen secara komprehensif.
“Yang terpenting yaitu prosesnya tetap inklusif, seimbang, dan mencerminkan beragam kapasitas dan prioritas pembangunan negara anggota D-8,” tutur Wamendag Roro.
Wamendag Roro juga mengemukakan, Indonesia melihat peluang yang luar biasa untuk berkolaborasi dalam perdagangan dan industri halal. Pasar halal global berkembang pesat dan diproyeksikan mencapai lebih dari USD 3 triliun di tahun-tahun mendatang.
"D-8 berada di posisi yang tepat untuk memperkuat peran Indonesia di bidang pangan, kosmetik, farmasi,
fesyen, dan jasa halal. Kami yakin, integrasi terkait halal ke dalam kerangka perdagangan yang lebih luas akan mendukung daya saing dan memperluas peluang pasar yang lebih luas," ujar Wamendag Roro.
Mesir mengakhiri masa Keketuaan D-8 pada akhir 2025 dan akan dilanjutkan Indonesia untuk periode dua tahun ke depan (2026--2027). Seiring dengan Keketuaan Indonesia di D-8, Indonesia menyampaikan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan TMC berikutnya.
“Sebagai Ketua D-8 untuk periode 2026--2027, Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan
rumah TMC berikutnya dan mengundang partisipasi seluruh negara anggota D-8. Indonesia juga akan mengundang dunia usaha untuk berpartisipasi dalam kegiatan D-8 Business Forum dan D-8 Expo,
memanfaatkan momentum penyelenggaraan D-8 TMC,” jelas Roro.
[Redaktur: Alpredo]