"Melalui pelatihan dan pendampingan ini kami berharap mampu menjadi episentrum ekonomoni kerakyatan berbasis potensi lokal sehingga memunculkan terobosan dan pendekatan usaha yang memperhatikan kepentingan sosial itu sendiri," pungkas Darmawan.
Salah satu kisah sukses penerima manfaat TJSL PLN adalah Kelompok Tani Muda Sejahtera yang mengusung konsep pengembangan tanaman rempah organik, olah produk, hingga taman wisata rempah atau edufarm. Kelompok tani ini terbentuk dari korban pemutusan hubungan kerja (PHK) saat pandemi Covid-19 melanda Kota Mataram.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Ketua Kelompok Tani Muda Sejahtera, Shafwan, menceritakan TJSL PLN telah membantu mereka memiliki lahan untuk pengembangan rempah. Sehingga, kini mereka berkembang menjadi eduwisata farming dengan omzet berkisar Rp 50-60 juta per bulan.
"Waktu itu banyak dari anggota kelompok kami yang mengalami PHK. Kemudian melalui kolaborasi, pembinaan, pendampingan, hingga teknik pemasaran dari PLN, saat ini kami dapat membiayai hidup anggota keluarga dan terus berusaha mengembangkan potensi dari kelompok kami sendiri," kata Shafwan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 3 Mataram Ruju Rahmad manambahkan, program kolaborasi antara sekolah dengan PLN sangat membantu peningkatan branding sekolah. Khususnya, dalam kompetensi guru dan siswa melalui karya inovasi untuk Produk Teaching Factory yang berupa riset kendaraan listrik.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Terima kasih banyak kepada TJSL PLN atas support dan kerja samanya, semoga ke depan kita akan fokus dalam peningkatan SDM di bidang konversi energi. Semangat ini harus digelorakan dan diimplementasikan untuk mendukung program Net Zero Emission pemerintah," tutup Ruju. [rna]