Menurutnya, rumput laut bukan sekadar tanaman biasa, namun potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tinggi.
"Saya melihat bagaimana lingkungan berjaya dengan rumput lautnya. Para petani mulai beralih dari cara tradisional ke metode yang lebih modern. Potensi rumput laut sangat besar, tidak hanya untuk pariwisata tetapi juga untuk produk olahan seperti nori. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan program ini, dan PLN telah menjadi mitra yang solid sejak awal," ujarnya.
Baca Juga:
BI Kepri Sukses Gelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Menjadi Prioritas
PLN hadir tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga pendekatan yang menyeluruh. Berbagai sarana penunjang disediakan untuk mendukung budidaya, melibatkan 54 warga dalam sosialisasi intensif, serta menggelar audiensi dengan Kepala Desa untuk pembentukan koperasi.
Guna mendukung keberlanjutan program, Universitas Udayana juga turut dilibatkan dalam memberikan pendampingan teknis.
Hasilnya mulai terlihat nyata. Produksi rumput laut meningkat hingga empat kali lipat dibanding metode konvensional. Pendapatan petani melonjak antara 20 hingga 40 persen.
Baca Juga:
Pemprov Kaltim Siap Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Timur
Lebih dari 50 warga terserap dalam rantai kerja baru, dan 2 hektare lahan laut yang sebelumnya terbengkalai kini kembali produktif dan lestari.
Laut bukan lagi sekadar latar indah bagi para wisatawan, melainkan sumber hidup yang berkelanjutan bagi warganya.
Gregorius Adi Trianto, Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN, menegaskan bahwa kehadiran PLN kini bukan hanya menyediakan listrik andal, namun bagian integral dari penggerak ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan.