WahanaNews.co | Para petani sayur dan buah di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Provinsi Papua Barat, mengeluhkan repotnya memasarkan hasil produksi mereka.
Kendala utama, yakni akses dan biaya transportasi yang mahal untuk mengangkut hasil pertanian dari daerah itu ke kabupaten sekitar.
Baca Juga:
Maxim Resmi Luncurkan Layanan Bike Express di Kota Palu, Solusi Perjalanan Ojek Online yang Lebih Cepat
Lidia Wonggor, pedagang sayur asal Kabupaten Pegaf yang ditemui di Manokwari, belum lama ini, mengatakan, hasil pertanian di Pegaf cukup tinggi karena hampir sebagian besar warga di daerah itu memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayur dan buah-buahan.
"Hasil pertanian sayur dan buah banyak, tapi kami kesulitan untuk menjualnya di Pegaf karena sepi pembeli. Hampir semua warga punya kebun sayur dan buah di pekarangan rumah," kata Lidia.
Dengan kondisi itu, kata Lidia, sebagian petani dari Pegaf memilih untuk menjual hasil pertanian mereka ke Kabupaten Manokwari dengan mengeluarkan ongkos kendaraan mulai dari Rp500.000 hingga Rp1.000.000.
Baca Juga:
Sukses Transportasi PON XXI, Dishub Sumut Bubarkan Tim Pelaksana
"Satu karung sayur atau buah dikenakan biaya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, sedangkan (penumpang) dikenakan tarif Rp100 ribu per orang, Jadi bila ditotal bisa mencapai Rp500 ribu untuk sekali perjalanan pulang pergi (PP) Pegaf-Manokwari," katanya.
Lidia menyebut, selain memberlakukan tarif normal untuk barang maupun penumpang, ada pula hitungan sewa atau carteran untuk mengangkut hasil pertanian dari Pegaf ke Manokwari dengan biaya mencapai Rp1.000.000.
"Kalau carter satu kendaraan dikenakan biaya Rp1.000.000 untuk hitungan PP Pegaf-Manokwari, sementara belum tentu semua hasil jualan sayur dan buah-buahan kami itu laku terbeli," ujarnya.