WahanaNews.co | Salah satu tujuan utama digital marketing adalah menjangkau target pelanggan secara lebih efisien dan efektif melalui media digital.
Dengan demikian, digital marketing diharapkan dapat merangkul konsumen secara lebih cepat, tepat, dan luas.
Baca Juga:
Tips Belanja Cerdas di Era Digital
Tentu pemasaran model seperti ini sangat berguna bagi para pelaku usaha, termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Berikut tips untuk menciptakan pemasaran yang jitu di era digital dari praktisi dan konsultan pemasaran Inventure, Yuswohady, seperti disampaikannya kepada media, Rabu, 25 Mei 2022.
- Memanfaatkan platform media sosial.
Pelaku usaha sebaiknya tidak hanya punya toko di marketplace atau punya Facebook atau TikTok, lalu selesai. Tapi, juga harus memikirkan teknik bagaimana menggunakan media sosial (medsos) agar bisa viral. Bisa diistilahkan pemasaran by penasaran.
Baca Juga:
Uang Palsu Beredar di E-commerce, Bank Indonesia Buka Suara
- Kreativitas mengolah konten
Kunci dalam menciptakan pemasaran yang baik adalah kreativitas dalam mengolah konten sehingga bisa viral dan menjangkau banyak orang. Digital marketing is about content marketing, bagaimana menciptakan konten yang menimbulkan rasa penasaran dan viral.
- Pendekatan WOM dan FOMO
Setidaknya, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan, yakni word of mouth (WOM) marketing dan fear of missing out (FOMO) marketing. WOM marketing adalah proses pemasaran yang dilakukan dari mulut ke mulut. Hal ini biasanya dipicu oleh pengalaman pelanggan terhadap suatu produk kemudian dibagikan kepada orang lain.
Sementara, FOMO marketing berusaha memanfaatkan psikologis pelanggan dalam hal ini rasa gelisah atau takut ketinggalan tren untuk membuat konsumen segera melakukan pembelian.
WOM bisa diibaratkan seperti bara api, kemudian FOMO adalah bensin. Jadi kalau bensin ketemu api, jadinya akan menghasilkan seperti energi kobaran besar. Ini seperti yang terjadi pada film KKN di Desa Penari yang begitu viral pada 2022 ini.
Jika strategi pemasaran tersebut dilakukan dengan baik, Yuswohady menyatakan, hal itu akan meminimalkan dana pemasaran atau bahkan pelaku usaha tidak perlu mengeluarkan dana sama sekali.
"Iklan di televisi, satu spot bayar Rp 40 juta. Sehari minimal 30 spot, kemudian dikali Rp 40 juta sudah berapa? Semahal ini, akan kalah dengan pemasaran yang mengandalkan WOM dan FOMO tadi, yang ini tidak ada biayanya," jelas Yuswohady. [qnt]