WahanaNews.co, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kasan mengharapkan, Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) 2024 menjadi salah satu momentum untuk para pemangku kepentingan fokus pada upaya penguatan transaksi multilateral berbasis komoditas.
Penegasan ini disampaikan Kasan di hadapan dalam penutupan Bulan Literasi PBK yang dilaksanakan di Jakarta, Sabtu (12/10).
Baca Juga:
Dukung Program Prioritas, Bappebti Tingkatkan Peran SRG untuk Perkuat Pasar Dalam dan Luar Negeri
”Kami turut mengajak semua pemangku kepentingan untuk kembali fokus pada pengembangan PBK dalam penguatan transaksi multilateral. Terlebih masih banyak komoditas unggulan Indonesia yang belum dimaksimalkan. Target kita harus jelas menuju terciptanya referensi harga
bagi komoditas unggulan antara lain seperti CPO, kopi, kakao, karet, timah, nikel, batu bara,” ujar Kasan.
Meskipun Bulan Literasi telah ditutup, lanjut Kasan, tugas kita dalam memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat tidak boleh berhenti dan harus berkesinambungan. Hal ini mengingat
potensi PBK yang besar dan pelaku usaha yang tersebar berbagai wilayah di Indonesia.
Tantangan dan potensi ekonomi serta perdagangan Indonesia ke depan semakin terbuka dan perlu disikapi dengan cepat dan bijak, termasuk oleh industri PBK dan Bappebti.
Baca Juga:
Patuhi Aturan, 22 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Persiapkan Diri Menjadi Pedagang Fisik Aset Kripto
Bappebti dan Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo) sebagai penyelenggara menilai Bulan Literasi yang dilaksanakan pada Agustus-September 2024 ini berjalan sukses.
Kegiatan berhasil membuka wawasan masyarakat Indonesia, khususnya kaum milenial dan generasi Z terhadap perkembangan industri PBK.
”Selama Bulan Literasi, berbagai kegiatan seperti temu wicara, diskusi panel, seminar web, siniar, kuliah umum, hingga simulasi trading telah sukses dilaksanakan di tujuh kota. Kegiatan dilaksanakan secara daring dan luring, serta bekerja sama untuk publikasi dengan berbagai media termasuk media sosial,” tandas Kasan.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]