WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan kebutuhan investasi untuk mendorong proyek hilirisasi nasional bisa menembus US$ 618 miliar atau sekitar Rp 10.084 triliun hingga tahun 2040.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menegaskan, hilirisasi merupakan agenda strategis guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Baca Juga:
Terbongkar Tambang Bauksit Ilegal Dekat Jakarta, Potensi Rugikan Negara Miliaran Rupiah
Arah kebijakan ini, kata dia, berfokus pada transformasi ekonomi berbasis nilai tambah serta penguatan industrialisasi dalam negeri.
"Menciptakan lapangan kerja berkualitas, meningkatkan pendapatan per kapita dan juga memperkuat daya saing industri nasional sekaligus kita juga mendorong penerimaan negara dan cadangan devisa dari kegiatan-kegiatan yang bersifat hilirisasi," ujar Yuliot dalam sambutannya pada Wisuda Diploma Tiga ke-4 Tahun Akademik 2024/2025 sekaligus Dies Natalis ke-6 PEP Bandung di Jawa Barat, Kamis (14/8/2025).
Yuliot menambahkan, program hilirisasi tidak hanya menargetkan investasi jumbo, namun juga berpotensi membuka hingga 3 juta lapangan kerja baru.
Baca Juga:
Tahun Depan RI Jadi Punya BBM "Baru"? Ini Kata ESDM
Dari proyeksi tersebut, sektor migas dan minerba diperkirakan mendominasi dengan kontribusi sekitar 91,7 persen.
Lebih lanjut, Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional saat ini telah menyiapkan pra-studi kelayakan untuk 18 proyek hilirisasi bernilai total Rp 618,3 triliun.
Proyek-proyek ini diyakini dapat menyerap sekitar 274 ribu tenaga kerja.