Generasi muda yang tumbuh di pedesaan, khususnya mereka yang mendapatkan pendidikan sekolah secara formal, cenderung ingin mengejar pekerjaan yang berpotensi memberikan banyak penghasilan secara cepat, yang biasanya berasal di daerah perkotaan.
Ketidaktertarikan mereka pada pekerjaan seperti bertani yang digeluti orang tua mereka diantaranya disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengembangkan diri dan tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Baca Juga:
Wujudkan Ketahanan Pangan, KPKP Kepulauan Seribu Dampingi Para Petani
Oleh karena itu, untuk menjaga kestabilan jumlah angkatan kerja pada sektor pertanian, perlu adanya sistem pekerjaan pertanian yang bisa menopang sektor pertanian di Indonesia sehingga produksi pangan dapat meningkat secara konstan.
Penggunaan teknologi pertanian yang lebih efisien, seperti penggunaan benih berkualitas baik dan alat pertanian terkini, membuka kesempatan bagi sektor swasta untuk ikut memasok dan mempercepat rantai distribusi pangan dan menjembatani usaha industri 4.0 dalam mengakses, mewadahi, dan mengajarkan tenaga kerja pertanian daerah sehingga mereka mendapatkan jaringan pasar yang lebih banyak dan penghasilan yang lebih besar.
“Pembukaan akses pasar untuk petani juga membantu memberikan jaminan terhadap hasil pertanian mereka,” jelasnya. Faisol menambahkan, agricultural extension service atau penyuluh pertanian juga memegang peranan penting untuk mendorong terwujudnya regenerasi petani di daerah-daerah sentra pertanian.
Baca Juga:
Saat Tanam Kubis Petani di Bromo Temukan 1 Kuintal Koin Kuno Bertuliskan Huruf China
“Penyuluh pertanian selain memberikan pendampingan teknis, perlu juga untuk memberi gambaran masa depan sektor pertanian yang menjanjikan bagi generasi muda,” tuturnya. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.