Belum lagi permasalahan korupsi, mark-up nilai pesawat, hingga kasus penerimaan suap dan pencucian uang di masa lalu.
Selain itu, posisi utang Garuda saat ini tercatat sebesar USD 9,8 miliar.
Baca Juga:
Garuda Indonesia – Japan Airlines Kerja Sama Perkuat Ekspansi Jaringan Penerbangan di Asia Pasifik
Bila dirinci, paling banyak merupakan utang kepada lessor yakni senilai USD 6,3 miliar.
Sementara di sisi lain, aset Garuda saat ini adalah sebesar USD 6,9 miliar.
Ini diperburuk pendapatan bulanan Garuda menyentuh titik terendah, yakni USD 20 juta.
Baca Juga:
Sambut HUT ke-76, Garuda Indonesia Tebar Diskon Penerbangan ke Berbagai Tujuan Wisata
Menurut Tiko, keterpurukan secara ekonomi itu selain disebabkan oleh pandemi Covid-19, juga karena salah kelola perusahaan di masa lalu.
"Jadi saya sering ditanya Garuda ini kinerjanya turun karena apa? Apakah karena korupsi atau pandemi? Ya dua-duanya, bukan salah satu. Jadi terdampak karena dua-duanya yang membuat kondisi Garuda saat ini tidak baik," kata Tiko. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.