WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga membuka 3rd Overseas Chinese Trade Fair (OCTF) (Jakarta) Intelligent Technology Exhibition di JIEXPO, Jakarta, Selasa (28/11). Pameran tersebut mengusung tema “Technology Changes Lifestyle, Innovation Leads the Future”.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menerangkan, industri Indonesia dan Tiongkok saling
melengkapi. Pasalnya, produk ekspor Indonesia ke Tiongkok telah mendukung industri di Tiongkok
untuk menghasilkan banyak produk yang kemudian dijual ke seluruh dunia. Tak hanya itu, jumlah
perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia juga semakin banyak.
Baca Juga:
Dyah Roro Esti Resmi Terima Tongkat Estafet sebagai Wakil Menteri Perdagangan
“Kementerian Perdagangan mencatat, industri Indonesia dan Tiongkok saling melengkapi. Hubungan perdagangan Indonesia dan Tiongkok pun menunjukkan tren positif. Tren ekspor
Indonesia ke Tiongkok positif 29,57 persen selama lima tahun terakhir (2018-2022). Beberapa produk utama ekspor Indonesia ke Tiongkok pada 2023 antara lain besi paduan/ferro alloys (USD 9,50 miliar), lignit (USD 5,41 miliar), dan batu bara (USD 2,95 miliar),” jelas Wamendag Jerry.
Lebih lanjut, ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2023 mencapai USD 201,25 miliar dan
impor nonmigasnya mencapai USD 154,22 miliar. Tahun lalu, ekspor nonmigas Indonesia mencapai USD 275,96 miliar dan impor nonmigasnya mencapai USD 197,03 miliar.
Pada periode 2018-2022, tren pertumbuhan tahunan ekspor nonmigas Indonesia sebesar 14,99 persen. Hingga Oktober tahun ini, mitra dagang utama Indonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat, India,
Jepang, dan Filipina.
Baca Juga:
Para Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN Dorong Isu Keberlanjutan dan Kerja Sama Digital
Adapun produk ekspor nonmigas utama Indonesia ke dunia adalah batu bara, minyak nabati, paduan besi, batu bara bitumen, lignit, biji tembaga, perhiasan, nikel, minyak sawit, dan bubur kertas (pulp).
Dari kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Tiongkok pada bulan lalu, paralel diadakan pertemuan bisnis Indonesia-Tiongkok yang menghasilkan 11 perjanjian bisnis senilai USD 12,55 miliar di sektor
prioritas, yaitu energi, baterai, industri baja, data dan teknologi, serta kesehatan.
Sementara itu, investasi Tiongkok di Indonesia pada 2022 menurut Kementerian Investasi mencapai
USD 8,2 miliar atau meningkat 156 persen dibandingkan pada 2021.
Wamendag Jerry menyebutkan, terdapat beberapa kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok. Pertama, “Two Countries, Twin Parks” yang merupakan salah satu proyek prioritas nasional yang merupakan hasil sinergi dari Global Maritime Fulcrum dan Belt and Road Initiative. Tujuannya,
mendorong perdagangan dan investasi kedua negara secara cepat.
Kedua, kerja sama bilateral di bidang pariwisata, pendidikan, kebudayaan, pemuda, olahraga, meningkatkan pertukaran budaya. Diyakini bentuk ini akan semakin memperkuat hubungan kedua negara.
Terkait ASEAN, Wamendag Jerry melanjutkan, ASEAN dan Tiongkok mendorong peningkatan ASEAN-Tiongkok Free Trade Area dan bidang-bidang kolaborasi yang potensial, khususnya di bidang ekonomi digital. Keduanya juga mengakui pentingnya meningkatkan kerja sama dalam hal-
hal yang berkaitan dengan ekonomi digital, khususnya melalui kegiatan peningkatan kapasitas.
ASEAN-China Center secara aktif mensinergikan kerja sama Belt and Road Inisiatives yang berkualitas tinggi dengan strategi pembangunan regional dan nasional ASEAN, khususnya Master Plan on ASEAN Connectivity 2025.
“Terkait ASEAN-China Center, kedua belah pihak juga telah melakukan upaya bersama untuk mewujudkan ASEAN-China Strategic Partnership Vision 2030,“ tandas Wamendag Jerry.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]