WahanaNews.co | Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak para petani di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah untuk mengawal jalannya program pemerintah seperti penambahan areal tanam (PAT) melalui pompanisasi.
Wamentan ingin, Boyolali menjadi lumbung produksi padi tertinggi.
Baca Juga:
Wamentan Sudaryono Siap Perkuat Visi Presiden Prabowo Wujudkan Swasembada Pangan
"Kita ke sini meninjau secara langsung kemanfaatan dari program pompanisasi. Dan Alhamdulillah Boyolali capaiannya sudah 77 persen," kata Sudaryono usai turun langsung melakukan penanaman padi menggunakan transplanter, Kamis (15/8/2024).
Wamentan mengatakan bahwa target PAT di Jawa Tengah sejauh ini berjalan cukup baik, di mana rata-rata petani di sana melakukan pertanaman lebih dari satu kali dalam setahun.
Karena itu, dia ingin program PAT dikawal bersama agar Indonesia mampu mewujudkan swasembada dan lumbung pangan dunia.
Baca Juga:
Kementan Ajak Jepang Ikut Perkuat Program Pertanian Indonesia
"Mari kita kawal penambahan areal tanam ini agar yang tadinya tanam satu kali, menjadi dua kali, yang dua menjadi tiga, kita mau dorong sampai dengan awal Agustus, maksimal sampai dengan pertengahan September. Saat ini kita hadirkan air lewat pompanisasi," katanya.
Sebagai informasi, program PAT di Kabupaten Boyolali memiliki target luasan sebanyak 5.470 hektar, dan per hari ini telah mencapai 4.222 hektar, yakni 77,19 persen.
Pompanisasi merupakan solusi cepat bagi para petani yang kesulitan berproduksi akibat kekeringan panjang yang melanda seluruh dunia. Pompanisasi bahkan menjadi pilihan tepat dan strategis bagi masa depan Indonesia yang kini tengah menghadapi ancaman darurat pangan.
Di tempat yang sama, Asisten II Pemkab Boyolali, Isnan Adi Asmono mengatakan bahwa program pompanisasi sudah berjalan dengan baik, di mana pompa yang dibagikan ke petani sudah mencapai 156 unit.
"Pompa yang dibagikan di Boyolali saat ini sudah mencapai 156 unit. Irigasi Perpompaan mendapatkan 40 unit bantuan, dan saat ini pelaksanaannya sudah mencapai 60 persen sehingga di puncak kemarau akhir Agustus dan awal September dapat dimitigasi," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Boyolali menyatakan wilayahnya masih menjadi salah satu penyumbang produksi terbesar di Jawa Tengah.
"Kabupaten Boyolali di tahun kemarin 2023 surplus 23 ribu ton. Petani dan penyuluh bekerja keras, dan dengan adanya program pompanisasi ini Insyaallah ada penambahan," pungkasnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]