WahanaNews.co | Kementerian Pertanian siap memacu peningkatan produksi pangan dalam negeri dengan strategi yang lebih maju sebagai upaya mengantisipasi krisis pangan global.
Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo mengatakan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kewaspadaan di saat terjadinya krisis pangan global.
Baca Juga:
Indonesia Dorong Percepatan Aksesi OECD dan Integrasi Ekonomi ASEAN untuk Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan
"Kita juga mesti berhati-hati dan tidak lengah dalam menyediakan pangan dalam negeri secara mandiri," ujarnya dalam Harmonisasi Dan Refleksi Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian Tahun 2022, Sabtu (17/12/2022).
Karena itu, lanjutnya, Kementan terus memacu peningkatan produksi dengan strategi yang lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya dengan penerapan teknologi pertanian.
"Pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi. Untuk itu, Kementerian Pertanian berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan," kata Mentan di hadapan pemimpin daerah serta jajaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil Tekankan Peran Penting APBN sebagai Katalisator Perkembangan Perekonomian
Syarul menyatakan modernisasi teknologi dunia berkembang sangat cepat, termasuk di bidang pertanian. Pengembangan pertanian moderen lebih lanjut saat ini menuju kepada model pertanian cerdas (smart farming).
Menurut Mentan, dalam konteks pengembangan sesuai amanat Perpres 18/2020 tentang RPJMN 2020 2024, Bappenas menjabarkan secara spesifik program pertanian cerdas (smart farming) ini dengan istilah Pertanian Presisi.
"Pertanian Cerdas atau Pertanian Presisi ini merupakan sebuah mekanisme pengelolaan lahan pertanian menjadi jauh lebih produktif dan efisien melalui keterlibatan teknologi informasi," ujarnya.