"Jika mereka (Hamas) baik, mereka akan senang dan jika mereka tidak baik, mereka akan dihabisi, hidup mereka akan dihabisi," tandasnya.
Namun, Trump meremehkan ancaman tersebut. Menurutnya, Hamas tak mungkin bermain api dengan kondisi seperti ini
Baca Juga:
Usai Serangan Israel di Doha Trump Temui PM Qatar, Bahas Ini
"Tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata. Anda harus mengerti Hamas adalah bagian yang sangat kecil dari perdamaian di Timur Tengah, dan mereka harus berperilaku," tuturnya.
Panggung Sandiwara Jenazah dan Kecaman Palang Merah
Di tengah memburuknya gencatan senjata, masalah pengembalian jenazah sandera menjadi salah satu poin utama yang macet, yang dikatakan Trump sedang diawasi dengan ketat. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan jenazah seorang Israel yang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober telah diserahkan pada hari Senin.
Baca Juga:
Sidang Majelis Umum PBB di New York, Prabowo Dipastikan Sampaikan Pidato
Militer Israel kemudian merilis sebuah video berdurasi 14 menit yang menunjukkan tiga pria menanam kantong putih di lokasi penggalian dan menutupinya dengan tanah dan batu.
Tel Aviv juga menuduh Hamas sengaja "menanam" jenazah di lokasi penggalian sebelum memanggil tim Palang Merah untuk berpura-pura telah menemukan sandera yang hilang, guna menciptakan "kesan palsu" dari upaya mereka mencari korban.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan timnya tidak mengetahui bahwa jenazah tersebut telah ditanam di lokasi tersebut sebelum kedatangan mereka. ICRC pun mengecam tindakan tersebut.