2. Korea Utara
Korea Utara memang dikenal sebagai negara yang memiliki banyak penduduk ateis. Meski begitu, menurut Proyek Kumpulan Data Karakteristik Keagamaan Negara, pada tahun 2015, masih ada sekitar 1,7 % beragama Buddha, dan 16,5 % termasuk campuran agama lain yakni Kristen dan Islam.
Baca Juga:
Asrtonom Saudi Sebut Tahun 2030 Ramadan 2 kali, Umat Muslim Puasa 36 Hari
Menurut The Guardian, walaupun konstitusi Korea Utara mengusung kebebasan beragama, namun dalam praktiknya hal tersebut adalah palsu. Seseorang akan dipaksa untuk belajar tentang efek negatif bila di negaranya terdapat suatu agama yang tumbuh besar.
Hal tersebutlah yang membuat lingkungan Korea Utara banyak yang menjadi penganut agnostik. Sehingga para pemegang kepercayaan atau umat beragama harus beribadah secara tertutup untuk menghindari sanksi serius.
Aturan mengerikan yang ada di Korea Utara ini diterapkan untuk seluruh ajaran agama. Sehingga tidak akan ada bulan suci Ramadan, tidak ada hari Natal maupun perayaan keagamaan lain.
Baca Juga:
Tips Aman Makan Kurma saat Buka Puasa bagi Pengidap Diabetes
3. Myanmar
Ketika Myanmar melakukan pembantaian terhadap etnis Rohingya, terdapat banyak tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh para ekstrimis Buddha bersama dengan pihak militer bersenjata.
Mulai dari kasus penutupan beberapa madrasah, pengekangan ibadah ketika bulan suci Ramadan, hingga pembunuhan dan pembantaian terhadap umat Islam.