WahanaNews.co | Lagi, pertempuran hebat pecah di front timur, Oblast (Provinsi) Donetsk, Ukraina, pada Sabtu 3 September 2022 kemarin.
Militer Ukraina mengklaim berhasil memukul keras pasukan Rusia, hingga menimbulkan ratusan korban tewas.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dilansir dari VIVA Militer yang merilis dari Pravda, Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) menginformasikan data terbaru kerugian militer Rusia. Dalam sehari, Angkatan Bersenjata Federasi Ukraina (VSRF) kehilangan 450 tentara dan lebih dari 50 unit alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Sejak Operasi Militer Khusus dimulai pada 24 Februari 2022, 49.500 tentara Rusia dipastikan tewas. Lebih dari 9.000 unit alutsista armada Beruang Merah juga hancur dalam perang.
Di sisi lain, militer Rusia juga melancarkan serangan masif ke front tengah Ukraina tepatnya di Oblast Kharkiv dan kota Kyirvyi Rih. Rudal presisi tinggi Pasukan Dirgantara Rusia (VKS) menghantam sebuah kompleks restoran.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Pusat Layanan Darurat Negara Ukraiana melaporkan jika rudal-rudal militer Rusia menghantam kompleks restoran, seluas 2.200 meter persegi.
Meskipun belum memberikan data rinci terkait jumlah korban yang timbul akibat serangan itu, otoritas Ukraina bisa memastikan jika militer Rusia menggunakan Sistem Peluncur Multi-Roket (MLRS) S-300 dari Oblast Belgorod.
Sementara itu, Ukraina juga menuduh militer Rusia kembali melancarkan serangan ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Energodar, Oblast Zaporizhzhia.
Tim Intelijen Konflik (CIT) Ukraina, merilis data foto dan video serangan langsung rudal militer Rusia ke PLTN Energodar.
"Rekaman itu menunjukkan pipa-pipa TPP Zaporizhzhia, yang juga terlihat dalam foto panorama dari Google ini," bunyi pernyataan Tim Intelijen Konflik Ukraina.
"Video tersebut memang diambil dari tepi seberang sungai Dnipro, dengan kamera mengarah ke selatan. Ini berarti bahwa lokasi peluncuran rudal terletak di sebelah barat TPP Zaporizhzhia," lanjut pernyataan CIT. [qnt]