WahanaNews.co | Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI),
Hikmahanto Juwana, menegaskan, Amerika
Serikat (AS) merupakan kunci agar Israel menghentikan kekerasan di Palestina.
ass="MsoNormal">Hikmahanto mendorong negara-negara,
termasuk Indonesia, untuk melakukan lobi dengan
pemerintah AS agar secara tegas menolak kekerasan oleh otoritas Israel.
Baca Juga:
Anggota Parlemen Israel Pimpin Penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa
"Pemerintah AS merupakan kunci agar
Israel tidak melakukan serangan membabi buta terhadap bangsa Palestina," kata
Hikmahanto kepada wartawan, Senin (17/5/2021).
Hikmahanto juga meminta pemerintah
negara-negara lain agar menghentikan pernyataan yang bisa memicu masalah baru
dan menimbulkan korban jiwa lebih banyak lagi.
Pernyataan-pernyataan yang
kontraproduktif justru bisa merugikan para korban dan calon korban dari
pertikaian yang ada.
Baca Juga:
Pejuang “The Lions Den” Tembak Mati Tentara Israel
"Demi kemanusiaan, Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB), khususnya Dewan Keamanan, serta
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), harus mengambil langkah-langkah untuk
menyelamatkan jatuhnya korban," ujar Hikmahanto.
Hikmahanto mengatakan, kekerasan dan penggunaan kekerasan masih terus berlangsung antara
komponen bersenjata Palestina dan Israel.
Peristiwa itu menimbulkan jatuhnya
korban tidak berdosa termasuk perempuan dan anak-anak.
Hikmahanto menyebut, berbagai pemerintah dan negara telah menanggapi dengan mengutuk
penggunaan kekerasan.
Namun, respons itu tergantung pada
orientasi masing-masing negara.
"Misalnya, pemerintah Amerika Serikat
mengutuk serangan oleh Hamas terhadap Israel, sedangkan negara-negara Islam yang mendukung rakyat Palestina dalam perjuangannya
berhadapan dengan Israel, mengutuk serangan dari otoritas Israel," kata
Hikmahanto.
Hikmahanto meminta semua pihak
mengedepankan kemanusiaan untuk mengakhiri kekerasan di Palestina.
"Ada baiknya saat ini semua pihak
untuk tidak mengedepankan orientasi politik atau ideologi, tapi yang
dikedepankan adalah kekerasan harus segera diakhiri demi kemanusian," ujar
Hikmahanto. [dhn]