WahanaNews.co | Sejumlah akun yang pernah kena blokir dihidupkan lagi oleh pemilik baru Twitter Elon Musk. Padahal, beberapa di antaranya adalah akun penyebar hoaks Covid-19 yang meresahkan.
Koordinator Tanggap Covid-19 Gedung Putih Ashish Jha meminta pemilik media sosial tanggung jawab soal misinformasi atau hoaks terkait pandemi dan menyebut publik harus memilih sumber informasi yang dapat dipercaya untuk topik tersebut.
Baca Juga:
Menunggu Penantian Perubahan Merek Twitter.com Jadi X.com
Pernyataan ini muncul tak lama setelah Bos Twitter Elon Musk mengembalikan sejumlah akun-akun yang diblokir permanen di Twitter. Meski tak secara langsung meminta tanggung jawab Musk, Jha menyinggung platform Twitter dalam pernyataannya.
"Anda dapat memutuskan untuk mempercayai dokter Amerika, atau Anda dapat mempercayai beberapa orang secara acak di Twitter. Itu adalah pilihan Anda," kata Jha pada konferensi pers Gedung Putih pada Selasa (22/11), seperti dikutip dari Reuters.
"Untuk jurnalis dan orang-orang yang memiliki platform, yang ingin saya katakan adalah Anda harus memikirkan apa tanggung jawab pribadi Anda, dan apakah Anda ingin menjadi sumber misinformasi dan disinformasi? Terserah individu-individu itu," imbuhnya.
Baca Juga:
Netizen Sebut Mahfud MD Tak Bisa Bedakan Lebah Madu dan Tawon
Musk sendiri pada akhir pekan lalu diketahui mengembalikan sejumlah akun yang diban atau diblokir permanen. Salah satu nama yang akunnya dikembalikan adalah mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trump merupakan salah satu sosok yang dinilai mendorong kebijakan dan berkomentar antisains semasa jabatannya di kursi Presiden AS. Misalnya, Virus Corona melemah jika musim panas atau sinar matahari lebih banyak hingga menyebut Virus Corona sebagai virus China.
Selain Trump, sejumlah nama seperti Kathy Griffin, Jordan Peterson, situs berita satir The Babylon Bee, Andrew Tate, dan Kanye West juga dibangkitkan oleh Musk. Tiga dari sederet nama tersebut dibangkitkan pada Jumat (18/11) dan Musk menyebutnya sebagai 'Freedom Fridays.'